Review: Danur (2017)


Diangkat dari buku berjudul Gerbang Dialog Danur yang ditulis oleh Risa Saraswati, Danur memulai pengisahannya ketika seorang anak perempuan bernama Risa (Asha Kenyeri Bermudez) membuat sebuah permohonan agar ia mendapatkan teman di hari ulang tahunnya. Permohonan tersebut terkabul ketika ia kemudian berkenalan dengan tiga orang anak-anak yang tiba-tiba hadir secara misterius, William (Wesley Andrew), Jansen (Kevin Bzezovski Taroreh) dan Peter (Gamaharitz). Kehadiran ketiga sahabat baru Risa ternyata disambut dingin oleh ibunya, Elly (Kinaryosih). Tidak mau anaknya terganggu oleh ketiga anak-anak asing tersebut, Elly lantas membawa pergi Risa dari rumah yang dimiliki oleh nenek mereka (Ingrid Widjanarko) itu. Sembilan tahun kemudian, Risa yang kini telah beranjak dewasa (Prilly Latuconsina) kembali ke rumah tersebut bersama dengan adiknya, Riri (Sandrinna Michelle Skornicki). Seperti yang dapat diduga, kehadiran keduanya kemudian mengundang berbagai kejadian aneh. Kehadiran seorang perawat bernama Asih (Shareefa Daanish) bahkan menambah kepelikan masalah yang harus dihadapi Risa dan Riri.

Merupakan film horor supranatural kedua yang diarahkan oleh Awi Suryadi setelah Sumpah Pocong di Sekolah (2008), Danur, sayangnya sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam jalan pengisahannya. Naskah cerita yang ditulis oleh Lele Laila dan Ferry Lesmana lebih sering terasa sebagai kompilasi deretan formula horor supranatural yang sering dihadirkan oleh film-film sejenis daripada berusaha menyajikan sebuah susunan penceritaan yang dinamis. Lihat saja deretan karakter dan konflik cerita yang tersaji dengan penggalian yang terlalu dangkal sehingga menimbulkan banyak ketidakkonsistenan pada penceritaannya. Hasilnya, Danur tampil begitu datar dalam pengisahannya dan murni bertumpu pada kehadiran banyak adegan kejutan penampakan karakter-karakter supranaturalnya untuk tetap menjaga penontonnya tidak tertidur ketika menyaksikan film ini.

Pengarahan Suryadi sendiri – dengan berbekal inspirasi yang didapat dari film-film seperti Sinister (Scott Derrickson, 2012) atau Insidious: Chapter 2 (James Wan, 2013) yang dapat dirasakan dalam beberapa adegan film – juga sama sekali tidak membantu peningkatan kualitas pengisahan Danur. Atmosfer yang coba dibentuk untuk mendukung kekelaman alur pengisahan Danur sama sekali tidak pernah mampu terbangun dengan baik – kebanyakan karena ritme penceritaan yang terasa tidak beraturan pada kebanyakan adegan film. Pilihan untuk “merendahkan martabat” Danur dengan menghadirkan jumpscare secara berlebihan juga semakin membuat film ini terasa menggelikan. Kelemahan pengarahan Suryadi juga begitu terasa pada penampilan para pengisi departemen akting film ini – khususnya pada penampilan akting para pemeran mudanya. Tak satupun karakter dalam jalan penceritaan Danur mampu dihadirkan dengan tampilan akting yang kuat.

Latuconsina mungkin adalah satu-satunya pemeran yang layak untuk diberikan kredit lebih atas penampilannya. Meskipun dengan karakter yang benar-benar dangkal dan terbatas, Latuconsina masih mampu membuat karakter Risa yang ia perankan meraih perhatian maupun simpati penonton. Daanish dan Widjanarko sendiri lagi-lagi hadir dengan karakter dan penampilan yang serupa dengan deretan karakter yang pernah mereka perankan sebelumnya – cukup melelahkan untuk disaksikan apalagi ketika keduanya terasa sama sekali tidak berusaha untuk menjadikan karakter yang mereka perankan untuk tampil lebih meyakinkan. Menilik dari kisah yang ditawarkan, meskipun sama sekali tidak menghadirkan jalinan cerita yang lebih segar, Danur sebenarnya memiliki potensi untuk hadir sebagai horor yang mengesankan. Sayangnya, pilihan Suryadi untuk mengemas filmnya sebagai horor murahan yang bertumpu pada kehadiran jumpscare untuk menakuti atau mengagetkan penontonnya membuat Danur menjadi sebuah presentasi yang sangat mengecewakan… dan buruk. [D-]

danur-prilly-latuconsina-movie-posterDanur (2017)

Directed by Awi Suryadi Produced by Dian Sasmita Faisal Written by  Lele Laila, Ferry Lesmana (screenplay), Risa Saraswati (book, Gerbang Dialog Danur) Starring Prilly Latuconsina, Sandrinna Michelle Skornicki, Shareefa Daanish, Asha Kenyeri Bermudez, Indra Brotolaras, Kinaryosih, Ingrid Widjanarko, Wesley Andrew, Kevin Bzezovski Taroreh, Gamaharitz, Fuad Idris, Aline Adita, Jose Rizal Manua Music by  Ricky Lionardi Cinematography Adrian Sugiono Edited by Firdauzi Trizkiyanto Production company Pichouse Films Running time 78 minutes Country Indonesia Language Indonesian

5 thoughts on “Review: Danur (2017)”

Leave a Reply