Review: xXx: Return of Xander Cage (2017)


Pertama kali dirilis di tahun 2002, xXx sepertinya dimaksudkan untuk memberikan penikmat film dunia seorang karakter agen rahasia alternatif yang memiliki karakteristik yang bertolakbelakang dengan karakter agen rahasia James Bond buatan Ian Fleming yang telah lebih dahulu popular dan melegenda. Berbeda dengan James Bond yang digambarkan sebagai sosok pria berkelas, xXx adalah sosok agen rahasia dengan latar belakang seorang pemberontak yang cenderung lebih keras. Dengan menempatkan kolaborasi sutradara Rob Cohen dan aktor Vin Diesel yang baru saja meraih kesuksesan besar lewat The Fast and the Furious (2001), xXx kemudian berhasil meraih kesuksesan komersial dengan mengumpulkan pendapatan sebesar US$277 juta dari biaya produksinya yang “hanya” sebesar US$70 juta.

Tentu saja, kesuksesan komersial tersebut membuat Columbia Pictures tergiur untuk menjadikan xXx sebagai seri film terbarunya. Sayangnya, kesibukan Diesel dan Cohen lantas menghalangi keduanya untuk membintangi seri lanjutan xXx. Columbia Pictures akhirnya memilih Ice Cube untuk menggantikan posisi Diesel dengan Lee Tamahori – yang sebelumnya pernah mengarahkan salah satu seri film James Bond, Die Another Day (2002) – untuk duduk di kursi penyutradaraan bagi sekuel xXx, xXx: State of the Union (2005). Sial, ketiadaan Diesel dan Cohen ternyata turut menarik perhatian penonton dari seri film ini. Dengan hanya mengumpulkan pendapatan sebesar US$71 juta dari biaya produksi sebesar US$87 juta, xXx: State of the Union jelas gagal mengulang kesuksesan seri pendahulunya sekaligus mengubur harapan akan adanya seri lanjutan di masa yang akan datang.

Kini, 12 tahun setelah kegagalan besar-besaran xXx: State of the Union, Diesel bersama dengan produser Jeff Kirschenbaum, Joe Roth dan Samantha Vincent mencoba untuk menghidupkan kembali seri film xXx. Membawa seri film ini ke Paramount Pictures dengan D.J. Caruso (I Am Number Four, 2011) untuk duduk di kursi penyutradaraan, Diesel jelas berharap banyak bahwa seri film xXx terbaru, xXx: Return of Xander Cage – atau xXx: Reactivated untuk perilisan di beberapa negara lainnya, akan berhasil membawakan kembali kejayaan seri awal xXx terdahulu. Well… Diesel bersama dengan Caruso harus diakui mampu menyajikan xXx: Return of Xander Cage dengan deretan tampilan visual efek yang jauh mengungguli dua seri sebelumnya. Sayangnya, kualitas xXx: Return of Xander Cage tidak pernah terasa lebih dari itu. Di departemen pengisahan, film ini hadir dengan kualitas yang bahkan terlalu buruk untuk dapat menyebutnya sebagai sebuah naskah cerita yang layak untuk diproduksi.

Setelah sebuah tragedi yang membunuh Agent Augustus Gibbons (Samuel L. Jackson) dari National Security Agency, Agent Jane Marke (Toni Collette) dari Central Intellegence Agency lantas ditugaskan untuk mencari keberadaan mantan agen rahasia dari program xXx milik NSA, Xander Cage (Diesel), yang diduga telah memalsukan kematiannya. Benar saja, Dalam waktu singkat, Agent Jane Marke berhasil menemukan Xander Cage di Republik Dominika. Agent Jane Marke lantas meminta Xander Cage untuk kembali bergabung dalam program xXx guna membantunya untuk melacak keberadaan sekelompok teroris yang berniat menyalahgunakan keberadaan satelit untuk menimbulkan peperangan di berbagai belahan dunia. Setelah melakukan pelacakan, Xander Cage akhirnya menemukan bahwa tindakan terorisme tersebut justru dilakukan oleh mantan agen rahasia dari program xXx seperti dirinya: Xiang (Donnie Yen), Serena (Deepika Padukone), Talon (Tony Jaa) dan Hawk (Michael Bisping). Dibantu dengan rekan-rekannya, Adele Wolff (Ruby Rose), DJ Harvard “Nicks” Zhou (Kris Wu) dan Tennyson “The Torch” (Rory McCann), Xander Cage memulai aksi pengejarannya terhadap kelompok teroris tersebut.

Ada dua strategi yang dilakukan Diesel dan Caruso untuk menjual xXx: Return of Xander Cage. Guna memberikan daya tarik yang lebih luas kepada film ini, xXx: Return of Xander Cage mengisi departemen aktingnya dengan barisan aktor dan aktris dari berbagai belahan dunia – Amerika Serikat, China, India, Hong Kong, Thailand, Kolombia, Australia hingga Spanyol. Pilihan yang jelas cukup menarik khususnya ketika Diesel – sebagai produser – dan Caruso mampu memberikan para pemeran tersebut kesempatan untuk tampil dengan porsi penceritaan perannya masing-masing. Strategi tersebut, sayangnya, tidak selalu bekerja dengan baik. Banyak diantara karakter tersebut dihadirkan dengan galian karakterisasi yang terlalu dangkal. Para pemeran juga tidak selalu tampil dengan penampilan akting yang kuat. Rose, Jaa dan Wu seringkali hanya tampil dengan one liner yang kurang berarti. Nina Dobrev yang sepertinya dihadirkan untuk mengisi elemen komedi dalam film ini gagal untuk dieksplorasi dengan lebih baik. Kemampuan Bahasa Inggris Padukone juga terasa masih begitu terbatas sehingga banyak dialognya yang hadir dengan ekspresi yang terlalu datar. Diesel sendiri masih terlalu mengandalkan ekspresi wajah yang sama untuk setiap adegan yang menampilkan karakternya. Mungkin hanya Collette yang hadir dengan penampilan akting yang mumpuni untuk film ini. Sebagai seorang aktris watak, Collette terlihat bersenang-senang dengan karakter yang ia perankan.

Strategi lain adalah mengisi xXx: Return of Xander Cage dengan barisan adegan aksi yang over the top. Setiap adegan aksi yang pernah Anda saksikan dalam film-film sejenis dihadirkan Caruso dengan kapasitas yang lebih menantang. Menarik? Berhasil pada beberapa bagian namun lama-kelamaan terasa begitu menjemukan, berlebihan sekaligus konyol dan tidak masuk akal – bahkan dalam ukuran film yang seharusnya menempatkan logika jauh dari alur pengisahannya. Adegan-adegan aksi tersebut kemudian menjadi menu utama bagi film ini. Jauh mengungguli pentingnya kehadiran penceritaan maupun konflik yang mengikat. Hal ini yang kemudian menyebabkan bahkan ketika disajikan dengan durasi 107 menit, xXx: Return of Xander Cage terasa begitu panjang dan bertele-tele penyampaiannya. Akhirnya, secara keseluruhan, xXx: Return of Xander Cage mungkin akan berhasil menarik perhatian para penikmat adegan aksi. Lebih dari itu, film ini sama sekali tidak memiliki alasan yang esensial untuk kehadirannya kembali di layar-layar bioskop. [D-]

xxx-the-return-of-xander-cage-vin-diesel-deepika-padukone-movie-posterxXx: Return of Xander Cage (2017)

Directed by D.J. Caruso Produced by Vin Diesel, Jeff Kirschenbaum, Joe Roth, Samantha Vincent Written by F. Scott Frazier (screenplay), Rich Wilkes (characters) Starring  Vin Diesel, Donnie Yen, Deepika Padukone, Kris Wu, Ruby Rose, Tony Jaa, Nina Dobrev, Samuel L. Jackson, Toni Collette, Nicky Jam, Rory McCann, Al Sapienza, Michael Bisping, Ariadna Gutiérrez, Hermione Corfield, Tony Gonzalez, Ice Cube, Neymar, Dani Lightningbolt, Nina Buitrago, Roberta Mancino, Chad Kerley, T.J. Rogers, Nyjah Huston Music by Robert Lydecker, Brian Tyler  Cinematography Russell Carpenter Edited by Vince Filippone, Jim Page Production company Paramount Pictures/One Race Films/Revolution Studios/Roth Kirschenbaum Films Running time 107 minutes Country United States Language English, Spanish

One thought on “Review: xXx: Return of Xander Cage (2017)”

Leave a Reply