Review: Whiplash (2014)


whiplash-posterSeorang murid yang sangat berambisius untuk mengejar mimpinya. Seorang guru yang begitu berhasrat untuk menemukan bakat baru dan membentuknya menjadi sosok yang dikagumi oleh khalayak ramai. Seperti yang dapat diduga, kedua karakter tersebut kemudian bertemu. Sang guru memberikan dorongan yang keras pada sang murid dalam melatih talentanya. Dan sang murid memberikan dedikasi penuh untuk meraih mimpi yang ia inginkan – termasuk dengan meninggalkan kehidupan personal yang dianggap dapat menghalanginya dalam meraih mimpi tersebut. Terdengar familiar? Whiplash memang memiliki struktur penceritaan yang telah berulangkali diangkat Hollywood. Namun penulis sekaligus sutradara film ini, Damien Chazelle, mampu memberikan perspektif yang lebih segar dan mendalam mengenai hubungan dua karakter tersebut.

Tidak ada barisan dialog yang terdengar inspirasional dalam Whiplash. Tidak terdapat juga drama maupun kelembutan yang memberikan pandangan lain tentang banyak segi kehidupan dari dua karakter yang diceritakan dalam film ini, Andrew Neiman (Miles Teller) dan Terence Fletcher (J. K. Simmons). Chazelle membentuk Whiplash sebagai sebuah pembelajaran karakter melalui proses latihan yang dijalani oleh karakter Andrew Neiman dalam bimbingan keras karakter Terence Fletcher. Proses latihan yang diwarnai dengan makian-makian, berbagai alat musik yang dilempar ke berbagai arah, kemarahan, tamparan, depresi serta bagian tubuh yang mengalami pendarahan. Dengan teknik penceritaan yang cenderung sempit inilah Chazelle berhasil membuat Whiplash hadir dengan tingkat intensitas yang (sangat) tinggi di sepanjang 106 menit durasi penceritaannya.

Dalam pengisahannya sebagai sebuah pembelajaran karakter, Whiplash begitu menonjolkan dua karakter utamanya yang sama-sama memiliki ambisi yang begitu memuncak dalam usaha mereka untuk mencapai mimpi masing-masing. Karakter Andrew Neiman adalah sosok murid yang memiliki hasrat untuk menjadi musisi yang terbaik di kelasnya dan akan melakukan apapun untuk mencapai mimpi tersebut. Sementara karakter Terence Fletcher adalah sosok guru yang sangat yakin bahwa ia adalah yang terbaik di bidangnya karena mampu, dan rela, melakukan apa saja untuk dapat mengeluarkan talenta terbaik dari orang-orang yang dipilihnya. Hubungan yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain inilah yang menjadi jiwa utuh dari Whiplash dan, beruntung, Chazelle memiliki Miles Teller dan J. K. Simmons yang mampu memberikan kehidupan yang sangat meyakinkan bagi kedua sosok karakter tersebut.

Karakter Andrew Neiman dan Terence Fletcher, sejujurnya, dapat saja berubah menjadi dua sosok karakter karikatural yang sering digambarkan oleh film-film Hollywood sejenis. Penampilan sangat prima dari Teller dan Simmons-lah yang menyelamatkan kedua karakter tersebut. Meskipun hadir dalam teriakan dan warna kekerasan, Simmons tetap mampu memberikan sentuhan manusiawi dalam diri karakter Terence Fletcher. Daripada melihatnya sebagai sosok kejam yang tak berperasaan, Simmons mampu membuat penonton melihat karakter yang diperankannya sebagai sosok ambisius yang ingin melihat dirinya menghasilkan seorang sosok yang dapat ia banggakan. Teller sendiri memberikan kenaifan tersendiri bagi sosok Andrew Neiman. Penampilan Teller menjadikan karakternya terlihat begitu lugu dalam menghadapi sosok Terence Fletcher namun memiliki sisi kelam tersendiri yang membuat penonton tersadar bahwa karakter Andrew Neiman tidak akan berhenti begitu saja dalam meraih ambisi hidupnya. Chemistry yang luar biasa kuat antara dua karakter yang juga berhasil diterjemahkan secara sempurna oleh dua pemerannya.

Kemampuan Whiplash dalam menghadirkan ketegangan bagi para penontonnya tidak hanya murni datang dari keberhasilan Chazelle dalam menggarap penceritaan yang baik. Chazelle juga berhasil menyajikan filmnya dengan penataan teknis yang luar biasa memikat. Lihat saja penataan gambar dari Tom Cross yang mampu menyatukan tiap kepingan gambar dalam Whiplash dengan begitu handal untuk menjadikan film ini hadir dengan ritme penceritaan yang cepat. Tentu saja, kehandalan Cross dalam penataan gambar Whiplash menjadi lebih kuat berkat dukungan dan suplai gambar dari sinematografer Sharone Meir yang berhasil menangkap detil setiap getaran alat musik atau tetes keringat atau perubahan emosi dalam ekspresi wajah setiap karakter dengan sempurna. Tata musik karya Justin Hurwitz juga mampu melengkapi kesuksesan tata teknis Whiplash dalam membungkus sekaligus menjadikan penceritaan film ini menjadi lebih emosional lagi. [B]

Whiplash (2014)

Directed by Damien Chazelle Produced by Jason Blum, Helen Estabrook, Michel Litvak, David Lancaster Written by Damien Chazelle Starring Miles Teller, J. K. Simmons, Paul Reiser, Melissa Benoist, Austin Stowell, Nate Lang, Chris Mulkey, Jayson Blair, Kavita Patil, Michael Cohen, Kofi Siriboe, Suanne Spoke, April Grace Music by Justin Hurwitz Cinematography Sharone Meir Edited by Tom Cross Production company Sierra/Affinity/Bold Films/Blumhouse Productions/Right of Way Films Running time 106 minutes Country United States Language English

3 thoughts on “Review: Whiplash (2014)”

  1. sejujurnya aq bkn pcnta musik Jazz, tp aq bs menikmati flm ini. endingnya krn, wl agak menggantung mnrtq. Kynya di kehidupan nyata g bakal ada seorang konduktor musik yg rela disetir oleh slh satu pemain instrumennya dh, tp di Whiplash semua itu trjdi haha

Leave a Reply