Review: The Woman in Black 2: Angel of Death (2015)


The-Woman-in-Black-angel-of-death-posterThe Woman in Black 2: Angel of Death, yang merupakan sekuel dari film The Woman in Black (James Watkins, 2012), adalah salah satu contoh buruk bagaimana para produser seringkali memaksakan kehadiran adanya sebuah sekuel dengan tanpa adanya ide cerita baru yang berarti demi mengharapkan terulangnya kesuksesan komersial film pertama. Tidak lagi diarahkan oleh Watkins, dengan naskah cerita yang tidak lagi ditangani oleh Jane Goldman dan tanpa penampilan dari Daniel Radcliffe, The Woman in Black 2: Angel of Death benar-benar hadir tanpa menawarkan keistimewaan apapun. Sangat, sangat membosankan.

Jadi apa yang menjadi masalah terbesar The Woman in Black 2: Angel of Death? Naskah cerita. Di tangan Jon Crocker yang menggantikan posisi Goldman, naskah cerita The Woman in Black 2: Angel of Death hanyalah berisi berbagai perulangan petualangan horor yang dahulu sempat ditampilkan pada film pertama. Baiklah. Film ini memang menghadirkan deretan karakter dan konflik yang berbeda – termasuk dengan memodernkan latar belakang waktu penceritaan dari awal abad ke-20 menjadi masa pertengahan abad tersebut dimana Perang Dunia sedang bergejolak. Namun lebih dari itu? Sama sekali tidak ada yang baru. Masih mengisahkan mengenai sebuah rumah berhantu, dengan teror dari sang “wanita bergaun hitam”, kisah legenda mengenai sang wanita tersebut yang kemudian menjadi misteri yang berusaha dipecahkan sang karakter utama di film ini dan, tentu saja, kematian demi kematian karakter yang turut menggunakan berbagai formula film sebelumnya.

Sutradara Tom Harper, yang menggantikan posisi Watkins, sepertinya sadar akan kelemahan naskah cerita dari film yang ia arahkan. Karenanya, Harper kemudian memusatkan perhatiannya pada usaha untuk menakuti para penontonnya. Dengan cara apa? Dengan menghadirkan deretan adegan-adegan penuh kejutan horor plus tambahan iringan musik yang akan sanggup memekakkan telinga setiap penonton film ini. Medioker – jika tidak ingin disebut sebagai sebuah pengarahan yang buruk. Harus diakui, beberapa bagian kejutan horor tersebut masih mampu memberikan hiburan tersendiri. Namun setelah beberapa saat, dan dengan bangunan cerita dan eksekusi yang lemah, kehadiran kejutan demi kejutan tersebut akhirnya berubah hampa dan cenderung berkesan mengganggu.

Naskah buruk Crocker juga memberikan ruang yang begitu sempit bagi setiap karakter dalam jalan cerita film ini untuk berkembang dengan baik. Karenanya, jangan heran jika melihat aktor dan aktris bertalenta akting kuat seperti Jeremy Irvine, Helen McCrory dan Phoebe Fox tersia-siakan penampilannya dalam film ini. Jika ada bagian yang layak diberikan (sedikit) pujian dalam The Woman in Black 2: Angel of Death mungkin hal tersebut muncul dari sisi teknikal film yang berhasil merangkai gambar dan kualitas produksi beratmosfer gloomy yang benar-benar elegan. Selebihnya… well… Daniel Radcliffe jelas beruntung tidak harus memiliki film buruk ini dalam catatan filmografinya. [C-]

The Woman in Black 2: Angel of Death (2015)

Directed by Tom Harper Produced by Simon Oakes, Richard Jackson, Ben Holden, Tobin Armbrust Written by     Jon Croker (screenplay), Susan Hill (story) Starring Phoebe Fox, Jeremy Irvine, Helen McCrory, Adrian Rawlins, Leanne Best, Ned Dennehy, Jacob Oaklee Pendergast, Genelle Williams, Leilah de Meza, Claire Rafferty, Jude Wright, Amelia Pidgeon, Pip Pearce, Alfie Simmons, Casper Allpress Music by Marco Beltrami, Brandon Roberts, Marcus Trumpp Cinematography George Steel Edited by Mark Eckersley Studio Hammer Films/Entertainment One/Cross Creek Pictures Running time 98 minutes Country United Kingdom Language English

One thought on “Review: The Woman in Black 2: Angel of Death (2015)”

Leave a Reply