Review: Non-Stop (2014)


Non-Stop (Universal Pictures/StudioCanal/Silver Pictures/Anton Capital Entertainment/LOVEFiLM International, 2014)
Non-Stop (Universal Pictures/StudioCanal/Silver Pictures/Anton Capital Entertainment/LOVEFiLM International, 2014)

Sama seperti halnya dengan nama Meryl Streep yang justru mulai menjadi jaminan kesuksesan komersial sebuah film ketika ia menginjak usia 57 tahun setelah membintangi The Devil Wears Prada (2006), transformasi karir Liam Neeson menjadi seorang bintang film aksi dimulai setelah ia membintangi Taken (2008) tepat ketika ia berusia 52 tahun. Setelah itu, Neeson tercatat menjadi bintang utama bagi film-film aksi seperti The A-Team (2010), Unknown (2011), The Grey (2012) serta sekuel bagi Taken, Taken 2 (2012), yang meskipun tidak seluruhnya meraih pujian dari kritikus film dunia namun terus berhasil menarik minat penonton sekaligus semakin memperkuat citra Neeson sebagai seorang aktor laga yang dapat dihandalkan. Kharisma Neeson yang kuat, dingin dan begitu mengintimidasi bahkan mampu melebihi daya tarik yang dihasilkan nama-nama aktor spesialis laga seperti Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone dalam film-film teranyar mereka.

Non-Stop sendiri merupakan kali kedua Neeson bekerjasama dengan sutradara Jaume Collet-Serra setelah sebelumnya sukses berkolaborasi melalui Unknown. Dalam film ini, Neeson berperan sebagai seorang petugas keamanan udara bernama Bill Marks yang sedang berada pada titik terendah dalam kehidupannya: ia adalah seorang alkoholik akibat tekanan batin yang mendera setelah puterinya meninggal dunia, istrinya menceraikannya dan karirnya sedang berada di ujung tanduk juga akibat kecanduannya pada minuman keras. Dalam tugas terakhirnya, Bill berada dalam sebuah perjalanan udara langsung dari New York, Amerika Serikat ke London, Inggris bersama dengan rekannya, Jack Hammond (Anson Mount). Perjalanan yang awalnya akan berjalan lancar tersebut mulai berantakan setelah Bill menerima serangkaian pesan teks yang berisikan ancaman bahwa para penumpang di pesawat yang ia awasi akan tewas dalam jangka waktu setiap 20 menit.

Ancaman itu sendiri datang dengan permintaan agar Bill mengirimkan uang berjumlah US$150 juta ke sebuah nomor rekening yang disertakan pada pesan teks tersebut. Tentu saja, sebagai seorang petugas keamanan, Bill tidak lantas menyerah dan langsung menuruti permintaan sang pengirim pesan teks. Dibantu dengan seorang pramugari, Nancy Hoffman (Michelle Dockery), dan seorang penumpang yang duduk di sebelahnya, Jen Summers (Julianne Moore), Bill mulai meneliti satu persatu setiap penumpang yang berada di dalam perjalanan pesawat itu. Secara perlahan, 20 menit pertama berlalu… dan seorang penumpang pesawat ditemukan tewas. Ancaman itu nyata! Sebuah pesan teks kembali datang untuk mengingatkan Bill bahwa seorang penumpang lain akan tewas jika permintaannya tidak kunjung dikabulkan. Kali ini, Bill benar-benar mengerahkan tenaganya untuk menemukan siapa orang di balik deretan pesan teks ancaman yang ia terima.

Dengan naskah yang ditulis oleh John W. Richardson, Chris Roach dan Ryan Engle, Non-Stop dipenuhi dengan deretan konflik dan adegan yang cenderung terlihat seperti sebagai sebuah parodi bagi film-film aksi yang diperankan oleh Liam Neeson sebelumnya: konyol, bombastis hingga bagian-bagian yang mungkin akan diterima sebagai plot yang kurang (atau tidak?) masuk akal sama sekali. Namun, Jaume Collet-Serra jelas benar-benar tahu film apa yang sedang dirangkainya. Melalui sentuhan film aksi menegangkan yang dihantarkan dengan ritme penceritaan yang begitu cepat, Non-Stop mampu tampil begitu hidup dalam bercerita, berhasil menempatkan deretan karakter menjadi calon korban sekaligus tersangka yang akan membuat setiap penonton terus-menerus memberikan tebakan mengenai jalan cerita film ini serta, tentu saja, aksi Neeson yang begitu memikat dalam memberikan dua sisi karakternya yang begitu bertolak belakang – sebagai sosok pahlawan yang mencoba menyelesaikan masalah sekaligus sebagai seorang pria dengan deretan permasalahan pribadi yang membuat karakter pahlawannya terkesan meragukan.

Masalah utama dalam penceritaan Non-Stop mungkin datang dari pengembangan karakter-karakternya. Jalan cerita Non-Stop menghadirkan begitu banyak karakter yang sepertinya dilakukan untuk memberikan tipuan pada penonton mengenai pelaku utama dari kasus yang berjalan dalam film ini. Sayangnya, dengan pengembangan karakter yang minim, banyak diantara karakter-karakter tersebut terkesan muncul dan menghilang begitu saja di sepanjang penceritaan film ini. Non-Stop bahkan tidak peduli dengan kehadiran talenta-talenta akting seperti Julianne Moore, Michelle Dockery, Scoot McNairy, Corey Stoll hingga Lupita Nyong’o dan menjadikan kehadiran mereka sia-sia akibat porsi penceritaan pada karakter yang mereka perankan hadir begitu terbatas. Di sisi lainnya, dengan dukungan nama-nama tersebut, meskipun dengan pengembangan karakter yang terbatas, karakter-karakter yang terdapat dalam Non-Stop berhasil tampil begitu hidup dan meyakinkan dalam mendukung penampilan Liam Neeson. Sebuah masalah minor, namun cukup krusial, juga hadir dari penulisan ending cerita Non-Stop. Selipan mengenai peristiwa tragedi 9/11 hadir dengan pengembangan kisah yang kurang kuat yang berakibat pada struktur penceritaan Non-Stop yang sebenarnya telah tersusun cukup baik menjadi berakhir kurang mengikat secara emosional.

Terlepas dari beberapa masalah yang muncul pada pendalaman karakter sekaligus pengembangan beberapa bagian plot penceritaan yang terdapat dalam film ini, kolaborasi Jaume Collet-Serra dan Liam Neeson harus diakui berhasil memberikan momen-momen yang sangat menyenangkan bagi Non-Stop. Collet-Serra jelas tahu film seperti apa yang sedang ia garpa dan akan ia hasilkan. Karenanya, ia mampu memanfaatkan setiap sisi penceritaan yang dimiliki oleh naskah cerita Non-Stop semaksimal mungkin guna menjadikannya sebuah sajian aksi yang begitu menegangkan. Tidak lupa, kharisma Neeson yang begitu kuat terpancar berhasil menjadikan karakternya begitu mudah untuk disukai dan diikuti pengisahannya. Ditambah dengan dukungan kualitas dari jajaran pemeran pendukung sekaligus tata produksi yang solid, Non-Stop adalah sebuah penceritaan aksi standar yang mampu dikelola secara maksimal dan berhasil menjadi sebuah sajian yang begitu memikat. [B-]

Non-Stop (Action | Mystery | Thriller, 2014)

Directed by Jaume Collet-Serra Produced by Alex Heineman, Andrew Rona, Joel Silver Written by John W. Richardson, Chris Roach, Ryan Engle (screenplay), John W. Richardson, Chris Roach (story) Starring Liam Neeson, Julianne Moore, Michelle Dockery, Nate Parker, Linus Roache, Scoot McNairy, Corey Stoll, Lupita Nyong’o, Anson Mount, Omar Metwally, Jason Butler Harner, Quinn McColgan, Corey Hawkins, Frank Deal, Shea Whigham, Bar Paly Music by John Ottman Cinematography Flavio Martínez Labiano Editing by Jim May Studio Universal Pictures/StudioCanal/Silver Pictures/Anton Capital Entertainment/LOVEFiLM International Running time 106 minutes Country United States, France Language English

5 thoughts on “Review: Non-Stop (2014)”

  1. aq jg br ntn td,y memeng untkq sh menghibur flmnya walaupun ada bbrp kekurngn2 kcl sprti yg disebutkn bung Amir sndri.untkq mngkn Non-stop lbh bgs drpd Teken 2.Untuk bung Amir,apakah tdk brminat untk mereview flm2 sblm th 2009?yh dipilih flm yg bnr2 bgs or layak tntn dh.jjr aq flm action yg plng aq sk adlh Speed (Keanu Reeves).Btw bung Amir prnh mntn flm Korea yg jdlnya Cold Eyes?

Leave a Reply