A Year in Review: Worst Movies of 2013


a-year-in-review-2013First of allhappy new year, folks! Semoga tahun yang baru memberikan lebih banyak kesuksesan dan momen-momen indah untuk Anda semua – termasuk momen-momen indah ketika menyaksikan sebuah film, tentu saja. Anyway… seperti biasa, A Year in Review kembali hadir di At the Movies untuk mengisi minggu pertama di tahun yang baru dengan memberikan retrospektif film-film yang mampu memberikan kenangan terbaik dan… ehmmm… mimpi (ter)buruk di sepanjang tahun lalu.

Dua daftar film terburuk berikut – daftar pertama berisi film-film asing terburuk yang kemudian diikuti dengan daftar rilisan lokal terburuk – merangkum deretan film terburuk yang dirilis di sepanjang tahun 2013 lalu.

WORST FOREIGN MOVIES OF 2013

empire-state-poster01. Empire State (Director: Dito Montiel | 24P Media Group/Emmett/Furla Films/Envision Entertainment Corporation/Grosvenor Park Media/Kind Hearts Entertainment/Swift Street Productions, 2013)

Liam Hemsworth, Dwayne Johonson dan Emma Roberts membintangi sebuah film drama aksi yang diadaptasi dari kisah nyata mengenai mengenai kasus perampokan uang tunai terbesar di sejarah hukum Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1982. Sounds good, right? No! Lupakan mimpi bahwa Anda akan menyaksikan sebuah heist movie yang menegangkan sekaligus menyenangkan karena Empire State tergarap sangat dangkal dan membuat 94 menit durasi film ini terasa berjalan sangat lama dan begitu membosankan.

love-and-honor-poster02. Love and Honor (Director: Danny Mooney | Red 56/Deep Blue Pictures, 2013)

Well… look who’s here. Again. Ketika Chris Hemsworth menghabiskan waktunya untuk membintangi film-film sekelas Thor: The Dark World atau Rush, Liam sepertinya mengalami masa-masa sulit untuk memilih film yang tepat untuk jangkauan aktingnya. He’s not that bad actually. But this movie? Cukup untuk membuat setiap penontonnya merasa kesal dan jenuh luar biasa akibat penataan cerita yang begitu datar dan penggalian karakter yang sangat buruk.

apollo-18-poster03. Apollo 18 (Director: Gonzalo López-Gallego | Dimension Films/Bekmambetov Projects Ltd./Apollo 18 Productions, 2011)

Dirilis di negara asalnya pada tahun 2011 dan baru tiba di Indonesia pada tahun ini. Well… setelah menyaksikan kualitas film ini, tidak ada seorangpun yang akan bertanya mengapa film ini dirilis sebegitu lamanya. Sebuah film horor… dari segi kualitas penceritaannya yang begitu mengerikan.

chinese-zodiac-poster04. Chinese Zodiac (Director: Jackie Chan | Emperor Classic Films/Emperor Dragon Movies/Emperor Motion Pictures/Jackie & JJ Productions/Jackie Chan Emperor Movies, 2012)

Film yang diarahkan, diproduseri, dibintangi dan ditulis naskah ceritanya oleh Jackie Chan. He’s just that talented, guys! Not really. Pada kebanyakan bagian, film ini lebih terasa sebagai sebuah usaha Jackie Chan untuk meraih kembali masa-masa kejayaannya namun dengan kemampuan yang lebih minimalis. Chan yang hadir dalam Chinese Zodiac adalah sosok aktor yang telah terlihat terlalu lelah untuk melakukan berbagai adegan aksi namun tetap memaksakan dirinya untuk tetap tampil dan bahkan memaksa untuk memberikan kontribusi di berbagai bagian teknikal lainnya yang harus diakui berada di luar batas kemampuannya.

ATM_70X100_DEF3.indd05. ATM (Director: David Brooks | Buffalo Gal Pictures/Gold Circle Films/The Safran Company, 2012)

Naskah cerita ATM ditulis oleh Chris Sparling yang sebelumnya sempat menuliskan naskah Buried (2010) dan meraih popularitas di Hollywood karenanya. ATM lives up to its name. You know… Amati, Tiru, Modifikasi. Sparling mengamati hasil kerjanya sendiri di Buried, kemudian mencoba meniru premis tersebut sekaligus memberikan modifikasi pada jalan ceritanya. Sayang, tidak berjalan begitu bagus akibat akibat ketidakmampuannya untuk mengolah konflik dan karakter yang kuat dari penceritaan serta pengarahan dari David Brooks yang sama sekali tidak memberikan kontribusi dalam memberikan nyawa lebih pada jalan cerita ATM yang terlanjur hadir begitu datar.

chernobyl-diaries-poster06. Chernobyl Diaries (Director: Bradley Parker | Alcon Entertainment/FilmNation Entertainment, 2012)

Second found-footage-themed horror movie on this list after Apollo 18. Anehnya, film ini diproduseri oleh Oren Peli, kreator dari franchise Paranormal Activity – yang masih belum berakhir hingga saat ini! – dan juga menyumbangkan ide untuk naskah cerita Chernobyl Diaries. Mungkin sudah waktunya untuk tidak lagi mengeksplorasi tema found footage dalam sebuah film horor?

bait-poster07. Bait (Director: Kimble Rendall | Bait Productions/Screen Australia/Media Development Authority/Pictures in Paradise/Blackmagic Design Films/Blackmagic Design/Story Bridge Films, 2012)

Sharks in a mall? Woohooo! Menarik, bukan? Sayangnya, Kimble Rendall bersama duo penulis naskah Russell Mulcahy dan John Kim memutuskan untuk mengolah premis tersebut menjadi sebuah sajian film horor yang terlalu serius dalam penceritaannya… dan kemudian gagal dieksekusi dengan baik. Hasilnya? Jauh dari kesan menegangkan dan begitu menggelikan untuk diikuti ceritanya.

Battle-of-the-Year-poster08. Battle of the Year (Director: Benson Lee | Contrafilm, 2013)

Battle of the Year murni diproduksi sebagai sebuah film yang akan mampu memberikan hiburan sesaat bagi mereka yang menyaksikannya. Sayangnya, kualitas cerita serta pengarahan yang lemah membuat film ini gagal untuk tampil baik maupun menghibur penontonnya – termasuk dalam menyajikan koreografi tari yang seharusnya menjadi sajian utama film. Sebuah usaha untuk mengikuti kesuksesan franchise Step Up (2006 – 2012) yang benar-benar medioker.

the-mortal-instruments-city-of-bones-poster09. The Mortal Instruments: City of Bones (Director: Harald Zwart | Constantin Film Produktion/Don Carmody Productions/Unique Features, 2013)

Kesalahan terbesar, dan sangat fatal, dari The Mortal Instrument: City of Bones, jelas terletak pada penulisan naskah ceritanya. Berlebihan. Membosankan. Datar. Kacau. Sebuah usaha untuk mengikuti kesuksesan franchise The Twilight Saga (2008 – 2012) yang benar-benar medioker. Anyway… kabarnya sekuel film ini telah siap untuk diproduksi. LOL.

G.I.-Joe-Retaliation-Poster-0210. G.I. Joe: Retaliation (Director: Jon M. Chu | Paramount Pictures/Metro-Goldwyn-Mayer Pictures/Skydance Productions/Hasbro/Di Bonaventura Pictures, 2013)

Jon M. Chu sebelumnya mengarahkan film dokumenter Never Say Never (2011) yang dibintangi oleh Justin Bieber. Guess there’s no surprise that his movie is on this list then? Beberapa penampilan pemeran dan tampilan visual film ini mungkin masih mampu menghibur, namun secara keseluruhan, G.I. Joe: Retaliation terasa bagaikan sebuah perjalanan panjang yang begitu membosankan.

WORST INDONESIAN MOVIES OF 2013

3-playboy-galau-poster01. 3 Playboy Galau (Director: Dede Ferdinand | Tobali Putra Production/Studio Sembilan Production, 2013)

Dari rumah produksi yang juga pernah merilis judul-judul film seperti Psikopat (2005), Santet Kuntilanak (2012) dan Pacarku Kuntilanak Kembar (2012) serta diarahkan oleh seorang sutradara yang sebelumnya bertanggungjawab atas keberadaan naskah cerita film Skandal Cinta Babi Ngepet (2008) dan Anda Puas Saya Loyo (2008). Ugh. Film ini begitu buruk sampai Anda mungkin rela untuk membayar berapapun biaya yang harus dikeluarkan untuk menghapus ingatan bahwa Anda pernah menyaksikan film buruk ini. It’s that bad!

23-59-sebelum-poster02. 23:59 Sebelum… (Directors: Erry Petrucci, Syahril Ismanto, Underdog Kick Ass | Visualika Underdog Kick Ass/PT Bumi Prasidhi Bi-Epsi, 2013)

Sebuah film omnibus yang naskah cerita dan pengarahannya dikerjakan secara keroyokan untuk menghasilkan sebuah film dengan kualitas yang terasa seperti melihat sesosok manusia yang baru saja dikeroyok secara brutal oleh massa. Penceritaan film ini jelas berada dalam tingkatan yang begitu buruk. Sama buruknya dengan kemampuan para sutradara dalam mengarahkan setiap cerita di film ini maupun tata penyuntingan gambar yang dengan seenak hati memporak-porandakan alur cerita film.

petualangan-lollypop-poster03. Petualangan Lollypop (Director: Dede Ferdinand | Tobali Putra Production, 2013)

Dari rumah produksi yang juga pernah merilis judul-judul film seperti Psikopat (2005), Santet Kuntilanak (2012) dan Pacarku Kuntilanak Kembar (2012) serta diarahkan oleh seorang sutradara yang sebelumnya bertanggungjawab atas keberadaan naskah cerita film Skandal Cinta Babi Ngepet (2008) dan Anda Puas Saya Loyo (2008). Wait… that sounds kinda familiar. Oh. Halo, Dede Ferdinand! If you’re reading thisplease stop trying to brainwashed the kids. Or even better, please stop directing movies at all.

taman-lawang-poster04. Taman Lawang (Director: Hanny Mustofa | W Film Production, 2013)

This movie is baaaaaaad. Tapi sejujurnya, paruh awal penceritaan Taman Lawang yang dipenuhi oleh nuansa komedi masih sangat mampu untuk memberikan hiburan yang kuat bagi penontonnya. Namun, ketika film ini memutuskan untuk kemudian terjun ke wilayah drama horor di patuh penceritaan berikutnya, mulai saat itulah Taman Lawang berubah menjadi mimpi buruk bagi siapapun yang menyaksikannya. Anyway… ada yang ingin mengaku bahwa mereka adalah salah satu dari 526.761 penonton yang telah menyaksikan film ini?

masih-adakah-cinta-kita-poster05. Masih Adakah Cinta Kita (Director: Emil G Hampp | Progresinema, 2013)

Menyimak filmografi dari Emil G Hampp jauh lebih menarik daripada membicarakan mengenai kualitas film Masih Adakah Cinta Kita. Filmografi yang diisi dengan film-film seperti Tiren: Mati Kemaren (2008), Gadis Penggoda (1997), Mistik Erotik (1996), Cinta & Nafsu (1996), Gairah Perawan (1996), Gejolak Nafsu (1996), Hukuman Zinah (1996), Selingkuh (1996), Lampiasan Nafsu (1996), Ranjang Cinta (1995), Bebas Bercinta (1995), Hangatnya Cinta (1995), Macho (Masalah Cowok) (1994) dan Nafsu dalam Cinta (1994). Steamy! Oh, tentang Masih Adakah Cinta Kita? Well… bayangkan saja kualitas sebuah film dimana dikisahkan salah satu karakternya mengalami pengangkatan payudara akibat kanker di satu adegan namun kemudian Anda masih dapat melihat belahan payudaranya di adegan berikutnya. Dan Frans Nicholas dan Baby Margaretha adalah dua pemeran yang sangat, sangat buruk!

Azrax-poster06. Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita (Director: Dedi Setiadi | Gatot Brajamusti Film, 2013)

Waktu akan membuktikan apakah Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita akan menjadi sebuah film drama aksi cult seperti yang diidam-idamkan para penggemar film ini – yes, they’re exist somewhere on the internet. Tapi untuk sementara… Azrax Melawan Sindikat Perdagangan Wanita harus cukup puas untuk dianugerahi gelar sebagai salah satu film terburuk yang pernah diproduksi oleh industri film Indonesia. Congratulation!

air-terjun-pengantin-phuket07. Air Terjun Pengantin Phuket (Director: Rizal Mantovani | Maxima Pictures/Dreamscape Pictures, 2013)

Rizal Mantovani kembali mengarahkan sekuel bagi salah satu film horor terburuk yang dirilis pada tahun 2009 lalu. It’s still that bad though… dan bahkan dengan berani menempatkan Ray Sahetapy untuk memerankan sesosok karakter yang benar-benar tidak berfungsi keberadaannya.  But hey… tidak seperti film-film lain yang ada di daftar ini, Air Terjun Pengantin Phuket adalah sebuah film yang berhasil meraih nominasi Festival Film Indonesia 2013. Hell yeah!

isyarat-poster08. Isyarat (Directors: Asmirandah, Monty Tiwa, Reza Rahadian, Adhyatmika | Lingkar Alumni Indie Movie, 2013)

Film omnibus kedua yang berada dalam daftar ini. Sama seperti 23:59 Sebelum… film ini didukung dengan penampilan cukup baik para aktornya, namun memiliki kualitas pengarahan maupun naskah cerita yang cukup buruk. Penasaran apakah Reza Rahadian akan tetap mencoba untuk mengarahkan sebuah film setelah apa yang disajikannya lewat film ini dan Wanita Tetap Wanita? Stay tuned!

bukan-hanya-mata-ke-tiga-poster09. Bukan Hanya Mata Ke Tiga (Director: Imanuel Jochanan | Raipro Production, 2013)

Ya begitulah. Bahkan judul film ini saja ditulis dengan ejaan yang salah. Sebuah film yang bermaksud untuk memberikan penontonnya pesan moral edukasi yang kental namun kemudian mendapatkan pengarahan cerita yang benar-benar buruk. Salah asuhan. Hanya tata sinematografi film yang berhasil menangkap keindahan Gunung Kidul, Yogyakarta dengan begitu kuat. Sisanya? Layak diacuhkan dengan begitu saja.

3-cewek-petualang-poster10. 3 Cewek Petualang (Director: Chiska Doppert | Mitra Pictures/BIC Productions, 2013)

Sebuah daftar film-film Indonesia terburuk tahunan tentu tidak akan lengkap tanpa kehadiran sebuah film hasil arahan Chiska Doppert dan diproduseri oleh Firman Bintang, bukan? Sayang tahun ini Chiska dan Firman memiliki begitu banyak saingan sehingga hanya sanggup memasukkan satu film mereka. But anyway3 Cewek Petualang masih sama buruknya dengan film-film mereka yang lain. Keep up the good work, guys!

5 thoughts on “A Year in Review: Worst Movies of 2013”

  1. begitu mudahnya mencari 20 film terburuk di indonesia tahun 2013, daripada mencari 5 film indonesia terbaik di tahun 2013…hhhmmmmm

    1. Sangat setuju dengan pernyataan ini. Gak cuma di tahun 2013 sih. Tahun-tahun sebelumnya juga begitu. Ironis.

Leave a Reply