Review: Prisoners (2013)


Sukses dengan Incendies (2010), yang berhasil meraih nominasi Best Foreign Language Film di ajang The 83rd Annual Academy Awards, sutradara asal Kanada, Denis Villeneuve, kembali hadir dengan film terbarunya, Prisoners, yang sekaligus menandai debut penyutradaraannya dalam sebuah film berbahasa Inggris. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Aaron Guzikowski (Contraband, 2012) dan dieksekusi Villeneuve menjadi sebuah presentasi cerita sepanjang 153 menit, pada kebanyakan bagiannya, Prisoners seringkali terasa sebagai tiga film yang dipadukan menjadi satu: kisah misteri mengenai hilangnya dua anak perempuan, usaha pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus tersebut serta drama humanis mengenai sisi moral manusia. Kompleks, namun layaknya Incendies, Villeneuve mampu secara cerdas menggarapnya menjadi satu kesatuan kisah yang akan menghantui pemikiran penontonnya jauh setelah mereka selesai menyaksikan film ini.

Berlatar belakang lokasi di daerah pinggiran kota Pennsylvania, Amerika Serikat, Prisoners mengisahkan mengenai pasangan Keller (Hugh Jackman) dan Grace Dover (Maria Bello) yang bersama dengan kedua anaknya, Ralph (Dylan Minnette) dan Anna Dover (Erin Gerasimovich), merayakan Thanksgiving di rumah tetangga sekaligus sahabat mereka, Franklin (Terrence Howard) dan Nancy Birch (Viola Davis). Bersama dengan kedua puteri pasangan Franklin dan Nancy, Eliza (Zoe Borde) dan Joy Birch (Kyla Drew Simmons), perayaan Thanksgiving kedua keluarga tersebut berjalan dengan begitu menyenangkan… hingga akhirnya anak-anak termuda kedua pasangan tersebut, Anna dan Joy, memutuskan untuk bermain di luar rumah… dan kemudian tidak pernah kembali lagi. Jelas kepanikan segera saja melanda kedua pasangan tersebut.

Kasus hilangnya Anna dan Joy kemudian ditangani oleh Detective Loki (Jake Gyllenhaal), seorang detektif dari pihak kepolisian yang dikenal selalu berhasil dalam menyelesaikan setiap kasus yang ia tangani. Tanpa membuang waktu, Loki bersama pihak kepolisian berhasil meringkus Alex Jones (Paul Dano), seorang pengemudi mobil yang dicurigai berada di tempat kejadian perkara di saat hilangnya Anna dan Joy. Sayang, tak satupun bukti dapat ditemukan untuk membuktikan bahwa Alex memang adalah orang yang bertanggungjawab atas hilangnya kedua gadis tersebut. Alex kemudian dibebaskan. Keller sendiri percaya bahwa Alex adalah orang yang berada di balik penculikan puterinya. Tidak ingin nyawa puterinya terancam dengan bebasnya Alex, Keller lalu memutuskan untuk memberikan hukuman tersendiri pada Alex dengan cara menculiknya dan kemudian menyiksanya guna memaksa Alex agar memberitahukan dimana lokasi ia menyembunyikan Anna dan Joy.

Di sepanjang penceritaan Prisoners, Denis Villeneuve terus mempertanyakan sebuah pertanyaan krusial pada penontonnya: Apakah Anda sanggup untuk melakukan apa yang dilakukan oleh karakter Keller demi keselamatan orang yang Anda sayangi? Melakukan hal-hal yang melewati batasan moral dan dapat membahayakan kehidupan orang lain untuk memastikan bahwa nyawa sosok yang begitu Anda cintai masih terjamin? Pertanyaan krusial yang – dengan melihat betapa tingginya intensitas emosional yang menimpa banyak karakter pada jalan cerita film ini – akan membuat sebagian besar penonton Prisoners merasa kesulitan yang cukup mendalam untuk memberikan jawaban mereka. Di sisi lain, disinilah letak kekuatan terbesar Prisoners: film ini mengkonfrontir setiap penonton untuk menghadapi sisi terburuk manusia (baca: diri mereka sendiri) ketika berhadapan dengan masalah yang berkaitan.

Tidak seperti kebanyakan film sejenis yang kemudian dieksekusi menjadi sebuah presentasi yang dipenuhi oleh banyak adegan aksi, Prisoners menghabiskan banyak waktunya untuk menggali lebih dalam berbagai masalah maupun misteri yang menyelubungi jalan penceritaan film ini. Penonton diberikan waktu yang leluasa untuk merasakan lebih dalam rasa duka yang menyelimuti kedua keluarga yang kehilangan gadis kecil mereka, tekanan yang dihadapi oleh karakter Detective Loki dalam memecahkan kasus yang ia hadapi serta memberikan ruang yang begitu luas bagi penonton untuk mengenal sosok karakter Alex dan perilakunya di dalam keseharian. Berbagai detil inilah yang kemudian berhasil menarik penonton untuk turut tenggelam dan mengalir seirama dalam investigasi yang dilakukan oleh Detective Loki serta bersama-sama mengumpulkan berbagai petunjuk untuk memecahkan misteri tersebut.

Sebagai sebuah film dengan penekanan character study yang kuat, Villeneuve memiliki jajaran pengisi departemen akting yang begitu mapan dalam menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan. Hugh Jackman tampil begitu menghipnotis dalam memerankan karakter Keller Dover, sesosok ayah yang penyayang yang sedang merasakan kemarahan sekaligus duka yang mendalam atas hilangnya puteri yang ia sayangi. Penampilannya begitu kuat sekaligus emosional. Jake Gyllenhaal juga berhasil memberikan penampilan terbaiknya. Semenjak awal, penonton telah dikenalkan pada karakter Detective Loki sebagai sesosok polisi yang tidak pernah gagal dalam menyelesaikan setiap kasus yang ia tangani. Pun begitu, Gyllenhaal tidak lantas memberikan penampilan sesosok polisi tangguh yang begitu klise. Ia mampu menghadirkan konflik emosional antara kepribadian dan pekerjaannya dengan begitu meyakinkan. Interaksi yang terjalin antara karakter Gyllenhaal dan Jackman juga berhasil tercipta dalam intensitas penceritaan yang kuat sehingga mampu membuat penonton terikat untuk mengikuti setiap pergerakan kedua karakter tersebut.

Tidak hanya datang dari Jackman dan Gyllenhaal, barisan pemeran pendukung Prisoners juga mampu memperkokoh performa solid dari departemen akting film ini. Mendampingi Jackman, Maria Bello diberikan beberapa adegan untuk menunjukkan bagaimana kelamnya keseharian seorang ibu yang baru saja kehilangan puterinya. Dan Bello mengeksekusi setiap adegan yang melibatkan kehadiran karakternya dengan sempurna. Meskipun karakternya banyak dihadirkan tanpa melibatkan adanya dialog, namun Paul Dano mampu menampilkan tingkat emosional yang begitu mendalam dari karakternya melalui ekspresi wajahnya yang kuat. Penampilan Dano tidak hanya tanpa cela namun juga merupakan salah satu bagian yang membuat Prisoners tampil begitu memilukan.

Prisoners bukannya hadir tanpa cela. Setelah berjalan sebagai character serta emotional study dalam sebuah krisis yang begitu hebat dan mendalam, Aaron Guzikowski mengisi sepertiga akhir kisahnya dengan sebuah plot yang terasa sebagai “kewajiban” dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya sekaligus meningkatkan intensitas cerita daripada sebagai sebuah kelanjutan narasi mengenai kisah penyelidikan yang dilakukan secara rumit dan menyeluruh, termasuk dengan hadirnya sebuah kejutan di akhir kisah. Bukan sebuah eksekusi yang benar-benar buruk, namun terasa terlalu konvensional untuk sebuah film yang semenjak awal telah terasa sebagai sebuah sajian yang luar biasa cerdas.

Terlepas dari permasalahan yang sangat kecil tersebut, Prisoners jelas sekali lagi membuktikan kelihaian Denis Villeneuve dalam merangkai sebuah jalinan kisah misteri dengan balutan sentuhan emosional yang begitu kuat. Dengan naskah arahan Aaron Guzikowski yang cerdas, Villeneuve mampu membuat Prisoners menunjukkan secara gamblang mengenai bagaimana sesosok manusia yang berhati baik mampu melangkah ke dalam sisi gelap mereka ketika berada dalam kondisi yang begitu terdesak. Kemampuan Villeneuve dalam mengolah cerita yang didukung dengan penampilan apik para pengisi departemen akting serta kualitas tata produksi yang begitu cemerlang, termasuk tata sinematografi arahan Roger Deakins dan tata musik karya Jóhann Jóhannsson yang begitu mendukung kelamnya atmosfer jalan cerita film, mampu membuat Prisoners tampil prima dalam bercerita. Kuat, cerdas serta begitu emosional.

popcornpopcornpopcornpopcorn popcorn2

Prisoners (Alcon Entertainment/8:38 Productions/Madhouse Entertainment, 2013)
Prisoners (Alcon Entertainment/8:38 Productions/Madhouse Entertainment, 2013)

Prisoners (2013)

Directed by Denis Villeneuve Produced by Kira Davis, Broderick Johnson, Adam Kolbrenner, Andrew A. Kosove Written by Aaron Guzikowski Starring Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Viola Davis, Maria Bello, Terrence Howard, Melissa Leo, Paul Dano, Dylan Minnette, Zoe Borde, Erin Gerasimovich, Kyla Drew Simmons, Wayne Duvall, Len Cariou, David Dastmalchian, Jeff Pope Music by Jóhann Jóhannsson Cinematography Roger Deakins Editing by Joel Cox, Gary D. Roach Studio Alcon Entertainment/8:38 Productions/Madhouse Entertainment Running time 153 minutes Country United States Language English

6 thoughts on “Review: Prisoners (2013)”

  1. Penasaran apa yg akan dikatakan oleh amir untuk ‘Prisoners’ 🙂

    Sedikit bikin mikir2 sepanjang film….. Not really love how it ends…..

    But overall GOOD MOVIE! …and super nice review as usual..

    Keep it up!

  2. ada yg bisa menjelaskan mengapa joy bisa bilang keller ada di sana? memasang selotip di mulut kita? *so confuse… *good movie

    1. Mungkin ketika Keller datang dan bertanya mengenai labirin, Joy mendengar percakapan itu.
      Aku pribadi menilai dengan karakter Keller yang sedemikian tangguh, ada beberapa kesempatan untuk dia melumpuhkan si “itu” *takut spoiler* dan endingnya bikin gregetan dan ada yang mau ditanyakan sebetulnya…. *pingin ditulis tapi takut spoiler* >…<

Leave a Reply