Review: One Direction: This is Us (2013)


one-direction-this-is-us-header

Harry Styles, Liam Payne, Louis Tomlinson, Niall Horan dan Zayn Malik awalnya adalah lima solois pria yang pada tahun 2010 mencoba peruntungan mereka dalam mengikuti kompetisi bakat menyanyi asal Inggris yang sangat popular, The X Factor, namun gagal untuk melaju ke tahap final. Walaupun begitu, kreator sekaligus salah satu juri dalam acara bakat tersebut, Simon Cowell, melihat potensi besar tersimpan dalam kelima pemuda tersebut. Cowell akhirnya menawarkan kesempatan pada Styles, Payne, Tomlinson, Horan dan Malik untuk tetap bertahan dalam acara kompetisi bakat tersebut namun dengan persyaratan bahwa mereka terus melaju dalam bentuk sebuah satuan kelompok vokal. Sebuah kesempatan yang kemudian tidak mereka lewatkan.

Dengan modal kemampuan vokal serta penampilan yang menarik, kelima pemuda yang kini menamakan diri mereka sebagai One Direction tersebut kemudian terus mampu untuk menarik minat dan perhatian jutaan penonton The X Factor. One Direction akhirnya berhasil meraih posisi ketiga dalam kompetisi tersebut. Berkat dorongan word of mouth yang kuat dari para penggemar di berbagai akun jejaring sosial, ketenaran nama One Direction mampu terdengar ke berbagai wilayah dunia sekaligus membantu kelompok vokal tersebut untuk terus meraih sukses dalam penjualan album maupun tiket konser mereka. One Direction: This is Us adalah sebuah film dokumenter arahan Morgan Spurlock (Super Size Me, 2004) yang mencoba untuk menghadirkan berbagai momen penampilan One Direction dalam konser dunia mereka di sepanjang tahun 2012 – 2013, hal-hal yang terjadi di belakang panggung, proses pembuatan album terbaru, sekelumit kisah perjalanan karir hingga momen-momen pribadi yang terjadi pada masing-masing personel kelompok vokal tersebut.

Satu hal yang pasti: para penggemar One Direction jelas akan begitu menggilai One Direction: This is Us. Film ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para penggemar untuk menyaksikan penampilan panggung kelompok vokal tersebut dalam menyanyikan lagu-lagu popular mereka seperti What Makes You Beautiful, One Thing, Live While We’re Young dan One Way or Another (Teenage Kicks) namun juga sekaligus memberikan akses yang luas untuk melihat bagaimana perjalanan One Direction selama melakukan tur konser keliling dunia mereka, tingkah polah mereka di belakang panggung sampai bagaimana masing-masing personel tetap tampil begitu membumi bagi para penggemar serta orang-orang terdekat mereka meskipun ketenaran kini telah menjadi bagian hidup mereka.

Untuk filmnya sendiri, Morgan Spurlock mampu menggarap tata penceritaan One Direction: This is Us dengan cukup baik. Spurlock dapat membangun potongan-potongan kisah serta perjalanan karir masing-masing personel One Direction secara apik dan membuatnya menjadi sebuah catatan kehidupan yang menarik untuk diikuti – meskipun harus diakui tidak pernah mampu terasa tampil sedalam dan sepersonal Celine: Through the Eyes of the World (2010), Justin Bieber: Never Say Never (2011) maupun Katy Perry: Part of Me (2012). Masalah inilah yang kadang membuat One Direction: This is Us tampil datar di beberapa bagian dan gagal untuk menarik minat lebih besar bagi mereka yang bukan merupakan penggemar berat One Direction.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, keunggulan terbesar dari One Direction: This is Us terletak pada kualitas tata produksinya. Pemilihan Spurlock untuk menghadirkan penampilan panggung One Direction dalam format 3D terbukti sangat efektif dan akan mampu membuat setiap penonton merasa kalau mereka sedang berada di sebuah arena konser One Direction. Spurlock juga berhasil memberikan gambaran kepribadian yang berbeda kepada masing-masing personel One Direction – dengan Harry Styles  sebagai sosok yang tergambar paling mengerti mengenai dunia selebritas, Zayn Malik sebagai sosok yang lebih banyak berdiam diri serta Liam Payne, Louis Tomlinson dan Niall Horan berada di pertengahan kedua karakteristik tersebut. Pendekatan yang jelas menarik daripada harus mengumpulkan testimoni dari para penggemar mengenai bagaimana kelompok vokal ini mengubah kehidupan keseharian mereka (That’s you, Justin Bieber: Never Say Never and Glee: The 3D Movie Concert (2011)!)

Wellobviously, One Direction: This is Us bukanlah sebuah presentasi yang akan diingat banyak orang begitu lama setelah selesai menyaksikannya – kecuali, tentu saja, jika Anda adalah seorang penggemar berat One Direction atau yang akrab disapa sebagai Directioner. Namun tidak dapat dipungkiri, selama 92 menit presentasinya, Morgan Spurlock mampu memberikan momen-momen yang sangat menyenangkan dalam menghadirkan perjalanan karir salah satu kelompok vokal yang paling dikenal di atas muka Bumi saat ini plus penggunaan teknologi 3D yang sangat efektif dalam menghidupkan penampilan One Direction di atas panggung. Tidak istimewa namun jelas akan sangat sulit untuk membenci kualitas presentasi film ini secara keseluruhan — and c’mon… bahkan Martin Scorsese menyukai One Direction!

popcornpopcornpopcorn  popcorn3popcorn2

One Direction: This is Us (Fulwell 73/Syco Entertainment/TriStar Pictures/Warrior Poets, 2013)
One Direction: This is Us (Fulwell 73/Syco Entertainment/TriStar Pictures/Warrior Poets, 2013)

One Direction: This is Us (2013)

Directed by Morgan Spurlock Produced by Simon Cowell, Adam Milano, Morgan Spurlock, Ben Winston Starring Harry Styles, Liam Payne, Louis Tomlinson, Niall Horan, Zayn Malik, Simon Cowell, Jon Shone, Dan Richards, Sandy Beales, Josh Devine Music by Simon Franglen Cinematography Neil Harvey Editing by Guy Harding, Wyatt Smith, Pierre Takal Studio Fulwell 73/Syco Entertainment/TriStar Pictures/Warrior Poets Running time 92 minutes Country United Kingdom, Ireland Language English

One thought on “Review: One Direction: This is Us (2013)”

  1. aku seorang directioner . dan aku setuju banget kalo film nya kurang membuat non directioner tertarik . beda dengan Justin Bieber : Never Say Never dimana pacarku aja sampe kagum ngeliatnya . Keunggulan film ini cuman di teknologi 3D dan atur cahaya artistik yg keren . tapi untuk ceritanya masih belum bisa membuat film ini menarik perhatian org lain .

Leave a Reply