Review: Warm Bodies (2013)


warm_bodies_header

Setelah petualangan The Twilight Saga (2008 – 2012) resmi berakhir – yang diiringi dengan keriuhan nafas lega dari banyak orang – Hollywood sepertinya masih mencoba untuk mencari ladang uang pengganti dari franchise yang telah menghasilkan pendapatan lebih dari US$3 milyar dari seluruh dunia selama masa perilisannya tersebut. WellWarm Bodies mungkin akan menjadi salah satu kontender tepat untuk menggantikan posisi The Twilight Saga. Tidak hanya memiliki formula yang hampir serupa – namun mengganti posisi vampir dengan zombie, Warm Bodies juga memulai perjalanannya dengan sentuhan tepat dari Jonathan Levine (50/50, 2011) yang mampu memberikan film ini kehangatan kisah percintaan komedi romantis klasik namun tetap mampu tampil cerdas sehingga akan berhasil dinikmati oleh penonton dalam jangkauan yang lebih luas.

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Isaac Marion, Warm Bodies berlatar belakang waktu di masa depan dimana Bumi telah dikuasai oleh para zombie dan manusia kini telah tersingkir ke daerah pinggiran namun tetap terus berjuang untuk mengembalikan kondisi Bumi seperti dahulu kala. Fokus cerita film ini sendiri berada pada salah satu karakter zombie, R (Nicholas Hoult). Ia hanya memiliki huruf R sebagai identitasnya karena dirinya sama sekali tidak mengingat namanya terdahulu semasa ia masih hidup. Kisah film ini kemudian akan disajikan melalui suara yang berada di jalan pemikiran R – mengingat, tidak seperti para vampir, zombie tidak memiliki kemampuan untuk memancarkan sinar dari tubuhnya ketika terkena cahaya. Dan juga sama sekali tidak dapat berbicara satu sama lain.

Anyway… R adalah sosok zombie yang merasa bahwa dirinya tidak berada dalam komunitas yang sesuai dengan dirinya. Berbeda dengan para zombie lainnya, R memiliki rasa keingintahuan yang luas mengenai dunia serta hasrat untuk menjadi lebih hidup dalam kesehariannya. Dan ketika takdir mempertemukan dirinya dengan seorang gadis (manusia) cantik bernama Julie (Teresa Palmer – the Kristen Stewart of this movie, by the way)… kehidupan R mulai berubah secara seketika. Walau awalnya, layaknya para manusia lain, Julie memiliki rasa takut terhadap R, namun secara perlahan Julie mampu merasa bahwa R berbeda dengan para zombie lainnya. Hubungan natara keduanya mulai menghangat… yang kemudian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komposisi hubungan antara manusia dengan para zombie.

Sama seperti yang ia tunjukkan dalam 50/50, Jonathan Levine kembali berhasil menampilkan kemampuannya dalam menggarap deretan dialog yang begitu menggigit dan sangat, sangat menghibur di sepanjang penceritaan Warm Bodies. Dialog-dialog witty inilah yang menjadi senjata terkuat bagi film ini dalam meluluhkan hati setiap penontonnya. Tak lupa, Levine juga berhasil menggarap dua karakter utama film ini menjadi dua karakter yang sangat mudah untuk disukai dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan sisi penceritaan personalnya masing-masing namun sama sekali tidak pernah terlihat mengubur eksistensi karakter lainnya.

Kisah cinta yang ditawarkan dalam Warm Bodies jelas bukanlah sebuah presentasi yang sama sekali baru. Namun, formula familiar yang dibawakan oleh film ini secara cerdas berhasil dikelola oleh Levine melalui deretan dialog yang witty, karakter-karakter yang begitu mudah untuk disukai serta… kemampuan Levine untuk mengumpulkan deretan lagu-lagu pengiring yang benar-benar mampu mengangkat setiap sisi emosional maupun menyerap sisi penceritaan secara sempurna. Secara bergantian, Levine menghadirkan lagu-lagu dari Bob Dylan, Bruce Springsteen hingga Guns ‘N Roses yang kadangkala berguna untuk menggantikan posisi dialog antara para karakternya. Pun begitu, pada beberapa bagian, terlalu banyaknya penggunaan lagu untuk mengisi setiap adegan di film ini kadang membuat Levine menjadi terlihat kurang percaya diri dengan naskah cerita yang telah ia hasilkan.

Dari departemen akting, Nicholas Hoult jelas tampil begitu memikat sebagai sang karakter utama, R. Tidak dipungkiri, dialog-dialog witty yang diberikan kebanyakan pada dialog yang ia perankan mungkin telah berhasil membuat pekerjaan Hoult untuk memerankan R menjadi lebih ringan. Namun, jelas juga tidak dapat disangkal bahwa kemampuan Hoult untuk berperan sebagai seorang zombie juga sangat mengesankan. Chemistry antara dirinya dengan Teresa Palmer juga mampu tampil meyakinkan. Para aktor pendukung lainnya juga mampu tampil solid, khususnya Rob Corddry yang sepertinya selalu berhasil mencuri perhatian setiap karakternya berada dalam penceritaan film.

Tidak seperti kebanyakan seri dalam franchise The Twilight Saga yang terlihat terlalu berusaha keras untuk tampil romantis, Warm Bodies justru memanfaatkan ide konyol mengenai percintaan antara manusia dengan seorang zombie secara ringan dan jauh dari kesan serius. Keberhasilan Jonathan Levine untuk mengelola kisah tersebut menjadi sebuah jalan penceritaan romansa yang hangat – termasuk dengan menghadirkan referensi sastra karya William Shakespeare, Romeo and Juliet, di beberapa bagian kisahnya, serta deretan lagu-lagu pengiring yang begitu mampu mewakili banyak plot cerita film juga menjadi faktor esensial mengapa daya tarik Warm Bodies menjadi begitu sukar untuk ditolak. Ringan namun begitu hangat dalam bercerita, Warm Bodies jelas telah menjadi langkah awal yang tepat jika Hollywood ingin mengembangkan film ini menjadi sebuah franchise.

popcornpopcornpopcorn popcorn3 popcorn2

Warm Bodies (Summit Entertainment/Make Movies/Mandeville Films, 2013)
Warm Bodies (Summit Entertainment/Make Movies/Mandeville Films, 2013)

Warm Bodies (2013)

Directed by Jonathan Levine Produced by David Hoberman, Todd Lieberman, Bruna Papandrea Written by Jonathan Levine (screenplay), Isaac Marion (novel, Warm BodiesStarring Nicholas Hoult, Teresa Palmer, Rob Corddry, Dave Franco, Analeigh Tipton, Cory Hardrict, John Malkovich, Patrick Sabongui, Tod Fennell, Justin Bradley Music by Marco Beltrami, Buck Sanders Cinematography Javier Aguirresarobe Editing by Nancy Richardson Studio Summit Entertainment/Make Movies/Mandeville Films Running time 97 minutes Country United States Language English

9 thoughts on “Review: Warm Bodies (2013)”

  1. Bener banget mas..! 😀 yang paling bikin saya kagum, Nicholas Hoult yang punya aksen (asli) british, jadi ngomong gaya amerika di film ini(pas ending). Julie-nya juga nggak cengeng, dia bahkan merelakan kepergian Perry dengan tegar :’). buat orang yang suka nyamain film ini sama Twilight Saga, percaya deh, film ini beda kok.

  2. ending nya kok beda ama versi novel yaaa?ayah julie tewas…padahal bisa lebih greget dan dramatis…tp biar happy ending ?

  3. Terlepas dari wajah Teresa Palmer yang sangat mirip dengan K-Stew, namun dengan ekspresi yang jauh lebih baik, dan betapa birunya mata Nicholas Hoult, this movie is entertaining!
    Like you said, dialog-dialog yang cerdas dan witty menjadi nyawa film ini.
    A zombie flick from different angle yang benar-benar heartwarming dan membawa kita ke dunia yang berbeda! Love it!

  4. bener. Ini film keren banget. Kirain bakal jadi romantis kayak Twilight -__-
    Ga taunya jauh beda. Love it. Film ini cerdas. bisa menggabungkan zombi dan romance dan komedi. XD

  5. Ini film saya suka
    Filmnya oke&ngga seserius twillight, ringan bnget di otak (Beda banget sama twillight saga)
    Romantis juga lucu, dan yg penting ngga ada peranan si Jacob disini hha
    Si R juga charming~

Leave a Reply