Review: ParaNorman (2012)


ParaNorman_header

Setelah sukses dengan Coraline (2009), yang selama masa rilisnya di seluruh dunia berhasil meraih total pendapatan sebesar lebih dari US$120 juta serta sebuah nominasi Best Animated Feature di ajang The 81st Annual Academy Awards, rumah produksi Laika kembali lagi dengan film animasi terbarunya, ParaNorman. Seperti halnya Coraline, ParaNorman juga adalah sebuah film animasi stop-motion bernuansa horor komedi yang memiliki latar belakang penceritaan yang cenderung kelam. Disutradarai oleh duo Sam Fell (Flushed Away, 2006) dan Chris Butler dengan naskah cerita yang ditulis oleh Butler, ParaNorman sekali lagi berhasil membuktikan kemampuan Laika untuk menghasilkan sebuah film animasi dengan tampilan visual serta jalan cerita yang kuat sekaligus mampu tampil menarik, baik pada penonton dewasa maupun para penonton muda.

Seperti yang dapat ditunjukkan oleh judul film ini, ParaNorman berkisah mengenai seorang anak bernama Norman (Kodi Smit-McPhee) yang memiliki kekuatan paranormal yakni dapat melihat dan berinteraksi dengan arwah dari orang-orang yang telah meninggal dunia. Walau merupakan sebuah kemampuan yang istimewa, perilaku Norman yang seringkali berbicara dengan para arwah – yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh orang lain – justru kemudian membuatnya dijauhi banyak orang, termasuk oleh ayahnya, Perry Babcock (Jeff Garlin), yang menganggap dirinya sebagai sosok yang aneh. Norman akhirnya memilih untuk hidup sebagai pribadi yang tertutup dari dunia luar.

Suatu hari, paman Norman, Mr. Prenderghast (John Goodman), memberi tahu dirinya bahwa kemampuan khusus yang ia miliki harus segera dimanfaatkan untuk menyelamatkan seluruh penduduk kota dari kutukan seorang penyihir yang telah tewas 300 tahun lalu dan akan segera bangkit untuk membalaskan dendamnya di masa lalu. Walau awalnya merasa tidak percaya, namun Norman akhirnya mengikuti seluruh instruksi yang diamanatkan oleh Mr. Prenderghast. Tugas tersebut jelas bukanlah sebuah tugas yang mudah. Namun, Norman kemudian mendapatkan dukungan dari orang-orang yang selama ini ia kira tidak peduli akan dirinya dan akhirnya berjuang bersama untuk menyelamatkan kota dari kutukan sang penyihir.

Kekuatan utama ParaNorman, selain dari penampilan visualnya yang sangat mengagumkan, jelas terdapat pada kemampuan Chris Butler untuk menyusun sebuah naskah cerita yang menarik. Walaupun memiliki tema penceritaan yang tergolong familiar, Butler berhasil membangun konflik demi konflik yang terjadi pada deretan karakter di jalan cerita film ini dengan baik serta secara perlahan menyusun dan sekaligus menghadirkannya dengan intensitas yang begitu terjaga dengan baik. Sokongan kekuatan cerita lainnya datang dari keberanian Butler untuk sama sekali tidak mengurangi porsi penceritaan horor dari film ini sehingga ParaNorman berhasil memiliki daya pikat yang lebih luas bagi kalangan penonton dewasa. Butler justru secara cerdas membungkus ritme horor jalan cerita ParaNorman dengan bumbu komedi yang kuat sehingga sama sekali tidak akan menjauhkan para penonton muda dari menikmati film ini.

Kandungan horor komedi dalam jalan cerita ParaNorman juga sangat didukung oleh kualitas tata produksi yang dihadirkan Butler dan Sam Fell dalam film ini. Dengan bantuan komposer Jon Brion, ParaNorman mampu menghadirkan tatanan musik kelam yang sangat menambah kental atmosfer horor dalam film ini. Butler dan Fell juga tidak segan-segan menghadirkan banyak kejutan berupa munculnya banyak karakter berwujud mengerikan untuk membantu meningkatkan performa horor dari jalan cerita film ini. Kemampuan Butler dan Fell untuk mengeksplorasi tema kematian dengan cara yang sangat menyenangkan jelas adalah sebuah poin kekuatan tersendiri bagi ParaNorman jika dibandingkan dengan banyak film animasi lain yang dirilis di sepanjang tahun ini.

Selain Kodi Smit-McPhee, jajaran pengisi suara film ini juga diisi dengan banyak nama-nama aktor dan aktris papan atas Hollywood seperti Anna Kendrick, Casey Affleck, Christopher Mintz-Plasse, John Goodman hingga Jodelle Ferland – yang lagi-lagi mendapatkan peran sebagai sosok karakter yang terlihat menakutkan. Seluruh jajaran pengisi suara ParaNorman berhasil menghidupkan karakter yang mereka perankan dengan baik. Pun begitu, harus diakui bahwa Goodman, yang mengisisuarakan karakter Mr. Prenderghast yang eksentrik berhasil muncul sebagai suara yang  terdengar begitu unik – walaupun hadir dalam komposisi yang sangat terbatas.

Mengikuti jejak Coraline yang bernada kelam dan menghadirkan sebuah tema penceritaan yang cenderung lebih dewasa daripada tema penceritaan yang dihadirkan kebanyakan film animasi yang dirilis saat ini, ParaNorman berhasil tampil istimewa karena jalan ceritanya yang mampu mengeksplorasi tema kematian dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Tidak berarti bahwa ParaNorman lantas akan menjauhkan para penonton muda dari film ini. Duo sutradara Sam Fell dan Chris Butler berhasil membubuhkan komedi di sela-sela kisah horor mereka yang membuat ParaNorman terlihat semakin atraktif. Ditambah dengan tata produksi yang dihadirkan dengan kualitas yang sangat memuaskan serta jajaran pengisi suara yang mampu menghidupakn tiap karakter dengan baik, ParaNorman jelas akan menjadi salah satu film animasi yang paling memorable diantara banyak rilisan animasi lainnya di sepanjang tahun ini.

 popcornpopcornpopcorn popcorn3popcorn2

ParaNorman (Laika Entertainment, 2012)
ParaNorman (Laika Entertainment, 2012)

ParaNorman (2012)

Directed by Sam Fell, Chris Butler Produced by Travis Knight, Arianne Sutner Written by Chris Butler Starring Kodi Smit-McPhee, Tucker Albrizzi, Anna Kendrick, Casey Affleck, Christopher Mintz-Plasse, Leslie Mann, Jeff Garlin, Elaine Stritch, Bernard Hill, Jodelle Ferland, John Goodman, Tempestt Bledsoe, Hannah Noyes, Ariel Winter Music by Jon Brion Cinematography Tristan Oliver Editing by Christopher Murrie Studio Laika Entertainment Running time 92 minutes Country United States Language English

2 thoughts on “Review: ParaNorman (2012)”

Leave a Reply