Review: Paranormal Activity 4 (2012)


Jadi… apa yang dapat ditawarkan oleh Paranormal Activity pada seri keempatnya kali ini? Well… maaf untuk mengecewakan Anda. Tapi layaknya Paranormal Activity 2 (2010) yang secara jelas-jelas hanya mendaur ulang plot cerita seri orisinal dari franchise film ini, Paranormal Activity 4 juga terlihat bermain aman dengan melanjutkan penceritaan yang terputus dari seri keduanya, namun menggunakan berbagai trik cerita yang sebelumnya telah digunakan pada Paranormal Activity 3 (2011), yang hingga saat ini masih menjadi seri terbaik dari franchise film Paranormal Activity. Familiar, dan cenderung terlalu datar bagi kebanyakan penikmat film horor, namun Paranormal Activity 4 masih menyimpan beberapa kejutan yang setidaknya masih akan mampu membuat beberapa penggemarnya menantikan perilisan sekuel film ini di masa yang akan datang.

Paranormal Activity 4 sendiri memulai kisahnya dengan melakukan kilas balik mengenai deretan peristiwa yang terjadi pada Paranormal Activity 2. Berlatar belakang cerita di California, Amerika Serikat pada tahun 2006, kilas balik tersebut akan menceritakan mengenai masa ketika Katie (Katie Featherstone) dikisahkan membunuh keluarga kakak kandungnya sendiri dan kemudian menculik anak mereka, Hunter (Jackson Xenia Prieto/William Juan Prieto). Katie dan Hunter kemudian dikisahkan tidak lagi diketahui keberadaannya setelah peristiwa tersebut. Paranormal Activity 4 lantas dilanjutkan dengan sebuah struktur cerita yang melibatkan deretan karakter yang berbeda dari tiga seri sebelumnya.

Berlatar belakang cerita di Nevada, Amerika Serikat pada tahun 2011, Paranormal Activity 4 memfokuskan kisahnya pada pasangan Doug (Stephen Dunham) dan Holly Nelson (Alexondra Lee) serta kedua anak mereka, Alex (Kathryn Newton) dan Wyatt (Aiden Lovekamp). Terlepas dari konflik pernikahan yang sedang dihadapi oleh Doug dan Holly, keluarga Nelson sendiri terlihat seperti layaknya keluarga biasa. Namun, hal tersebut secara perlahan berubah ketika anak tetangga mereka, Robbie (Brady Allen), dititipkan kepada mereka karena ibunya harus dirawat di rumah sakit. Kedatangan Robbie memberikan pengaruh buruk pada sikap keseharian dari Wyatt – dan sekaligus menghadirkan beberapa momen horor di rumah tersebut. Merasa curiga, Alex kemudian meminta bantuan kekasihnya, Ben (Matt Shively), untuk memasang beberapa kamera di berbagai bagian sudut rumah sehingga dirinya dapat memantau apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah keluarganya.

Diarahkan oleh duo Henry Joost dan Ariel Schulman yang sebelumnya sukses mengarahkan Paranormal Activity 3 serta dengan naskah yang kembali ditulis oleh Christopher B. Landon, plot penceritaan Paranormal Activity 4 harus diakui berjalan layaknya apa yang terjadi pada seri-seri sebelumnya. Sama sekali tidak ada yang baru – terlepas dari penggunaan gadget seperti Xbox, Macbook hingga smart phone yang menggantikan penggunaan kamera pengawas rumah sebagai medium penghantar kehadiran berbagai adegan-adegan bernuansa horor di dalam jalan cerita film ini. Paranormal Activity 4 terlihat hanya menjadi penutup bagi rantai trilogi yang terputus pada penceritaan Paranormal Activity 2 namun menyajikannya dengan berbagai trik horor yang sebelumnya telah dihadirkan dalam Paranormal Activity 3.

Pun begitu, untungnya Paranormal Activity 4 tidak terlihat seperti Paranormal Activity 2  yang berjalan familiar namun membosankan. Joost dan Schulman jelas tahu elemen-elemen terbaik apa saja yang berhasil mereka hantarkan ketika mengeksekusi Paranormal Activity 3 untuk kemudian menerapkannya kembali pada seri cerita kali ini. Tidak terasa spesial, namun Joost dan Schulman mampu membangun tingkat intensitas ketegangan cerita dengan cukup baik sehingga tetap berhasil memberikan efek-efek kejutan – walau terasa minimalis – kepada para penggemar franchise film ini. Tingkat ketegangan tersebut kemudian benar-benar dieksekusi dengan sempurna di akhir film yang akan mampu memberikan kejutan yang lebih kuat pada penonton film ini… sekaligus membuka berbagai kemungkinan adanya kelanjutan kisah dari franchise film ini. Para penggemar film horor juga sepertinya akan cukup mampu tersenyum ketika Joost dan Schulman mereplikasi adegan-adegan horor ikonik dari film The Omen (1976) dan The Shining (1980) dan memasukkannya ke dalam jalan cerita film ini. Sebuah pola yang mungkin harusnya lebih banyak dikembangkan pada seri berikutnya mungkin?

Layaknya franchise Saw (2004 – 2010) yang telah berhasil ‘dibunuh’ oleh Paranormal Activity semenjak kehadirannya pada tahun 2009 lalu, franchise Paranormal Activity sendiri telah mulai terasa berjalan stagnan dengan tanpa kehadiran pengembangan cerita yang berarti dalam setiap kelanjutan serinya. Jelas dibutuhkan ide-ide cerita yang lebih segar untuk mampu membuat penonton tetap bertahan mengikuti franchise ini di masa yang akan datang. Walau masih mampu memberikan beberapa kejutan yang menyenangkan, serta diproduksi dengan tata produksi dan penampilan dari departemen akting yang cukup kuat, Paranormal Activity 4 jelas bukanlah sebuah pengembangan kisah yang dapat dikatakan sangat menarik. Mulai terasa melelahkan namun setidaknya seri ini masih mampu bertahan dan menyenangkan banyak penggemarnya.

Paranormal Activity 4 (Room 101, 2012)

Paranormal Activity 4 (2012)

Directed by Henry Joost, Ariel Schulman Produced by Jason Blum, Oren Peli Written by Christopher B. Landon (screenplay), Chad Feehan (story) Starring Kathryn Newton, Matt Shively, Brady Allen, Aiden Lovekamp, Alexondra Lee, Stephen Dunham, Katie Featherston Cinematography Doug Emmett Editing by Gregory Plotkin Studio Room 101 Running time 93 minutes Country United States Language English

2 thoughts on “Review: Paranormal Activity 4 (2012)”

Leave a Reply