Review: Ambilkan Bulan (2012)


Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Jujur Prananto – yang juga bertanggungjawab atas penulisan naskah cerita film komedi Sule, Ay Need You yang dirilis beberapa waktu yang lalu – Ambilkan Bulan berkisah mengenai seorang gadis cilik berusia 10 tahun, Amelia (Lana Nitibaskara), yang merasa hidupnya selalu dirundung rasa kesepian semenjak wafatnya sang ayah (Agus Kuncoro). Rasa kesepian tersebut semakin diperparah dengan kesibukan sang ibu, Ratna (Astri Nurdin), yang sepertinya selalu memberikan jarak diantara hubungan keduanya. Tidak heran, ketika mendengar bahwa paman dan bibinya (Manu dan Harbani Setyowati Wibowo) yang berasal dari sebuah desa di Solo akan berkunjung ke Jakarta, Amelia merasa senang yang begitu luar biasa.

Oleh paman dan bibinya, Amelia kemudian diajak untuk berliburan ke desa. Ide ini awalnya ditolak oleh Ratna. Namun, tidak tahan melihat kesedihan puterinya, Ratna akhirnya membiarkan Amelia turut serta bersama paman dan bibinya kembali ke Solo. Sesampainya di Solo, Amelia bertemu dengan Ambar (Berlianda Adelianan Naafi), sepupunya yang selama ini hanya berhubungan dengannya melalui situs jejaring sosial Facebook. Ia juga bertemu dengan kakek dan neneknya (Adrian Simon dan Titi Dibyo) yang selama ini belum pernah ia jumpai. Liburan Amelia terasa semakin lengkap setelah mengenal beberapa anak lain di desa tersebut yang segera menjadi temannya. Walau begitu, ketika Amelia dan teman-teman barunya memutuskan untuk berpetualang ke sebuah hutan yang dikenal angker di desa tersebut, sebuah mimpi buruk bersiap untuk menjadi nyata bagi Amelia.

Jalan cerita mengenai sekelompok anak yang ketika masa liburannya kemudian menghadapi permasalahan pelik yang disebabkan oleh beberapa karakter antagonis – sambil diiringi dengan deretan adegan musikal – jelas bukanlah sebuah plot penceritaan yang benar-benar baru. Pun begitu, di tangan Ifa Isfansyah – yang tahun lalu sukses besar dalam mengarahkan Sang Penari yang menjadi salah satu film Indonesia terbaik dan paling banyak dibicarakan – plot cerita yang terasa begitu familiar tersebut mendapatkan beberapa sentuhan yang membuatnya terasa lebih segar. Sentuhan pertama berasal dari departemen visual yang melibatkan penggunaan animasi yang begitu mampu menyatu dengan jalan cerita film dan kemudian diperkuat dnegan penggunaan lagu-lagu karya AT Mahmud yang begitu mempesona.

Diarahkan oleh Edi Cahyono dan Kelik Wicaksono, penampilan dari efek visual yang hadir dalam jalan cerita Ambilkan Bulan mampu tampil begitu kuat dalam menerjemahkan dunia imajinasi yang diciptakan karakter Amelia dan membuatnya menyatu dengan padu bersama jalan cerita yang berlatarbelakangkan dunia nyata. Salah satu penggunaan efek visual animasi terbaik di industri film Indonesia. Sementara itu, deretan adegan musikal dalam Ambilkan Bulan diisi oleh lagu-lagu karya AT Mahmud yang diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Lana Nitibaskara serta deretan kelompok musik dan penyanyi papan atas Indonesia. Penggunaan lagu-lagu AT Mahmud dalam Ambilkan Bulan terasa begitu cerdas dan mampu menghasilkan aliran emosional yang kuat dalam dalam beberapa adegan,

Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, naskah cerita Ambilkan Bulan yang ditulis oleh Jujur Prananto harus diakui memiliki cukup banyak kelemahan yang membuat penceritaan film ini tidak seluruhnya dapat berjalan dengan baik. Banyak dari karakter-karakter pendukung dan plot-plot kisah yang hadir dalam Ambilkan Bulan terasa terlalu mentah dan gagal untuk mendapatkan penggalian yang lebih dalam. Konflik-konflik yang dihadirkan juga kebanyakan tampil kurang kuat sehingga gagal untuk memberikan efek penceritaan yang seharusnya mampu membuat penonton lebih merasa dilibatkan dalam jalan cerita film ini. Naskah cerita Ambilkan Bulan terasa cukup lemah dan jika tanpa kehadiran lagu-lagu AT Mahmud tadi, mungkin film ini akan terasa begitu hampa dalam penyampaiannya.

Para jajaran pengisi departemen akting film ini sendiri mampu menghadirkan penampilan terbaik mereka. Lana Nitibaskara memiliki kemampuan akting yang cukup mumpuni. Walaupun begitu, Lana harus diakui masih belum memiliki kharisma yang cukup kuat untuk ditempatkan sebagai bintang utama. Ini yang menyebabkan mengapa ketika dalam beberapa adegan, ketika Lana hadir dengan dampingan beberapa pemeran lain, maka kehadiran Lana lebih terasa minimalis jika dibandingkan pemeran lainnya tersebut. Diantara pemeran cilik yang hadir, Bramantyo Suryo Kusumo yang memerankan karakter Kuncung berhasil tampil mencuri perhatian  dengan dialog-dialognya yang terasa begitu lugu dan menghibur.

Secara keseluruhan, terlepas dari segala kekurangannya – yang kebanyakan berasal dari naskah cerita yang kurang mampu berkembang di beberapa sudut cerita, adalah sangat sulit untuk tidak menyukai Ambilkan Bulan. Diantara sekian banyak film Indonesia yang ditujukan untuk anak-anak, Ambilkan Bulan mampu tampil menonjol dengan unsur hiburan dan nilai pendidikan yang benar-benar sesuai dengan karakter dan usia mereka. Di sepanjang penceritaannya, Ambilkan Bulan tidak mencoba untuk menghadirkan sebuah topik bahasan yang melampaui usia target penontonnya serta tidak pernah berusaha terlihat tampil dangkal dalam menampilkan unsur hiburannya. Presentasi yang kuat dari lagu-lagu karya AT Mahmud semakin mampu membungkus Ambilkan Bulan menjadi sebuah sajian film keluarga yang cukup unggul.

Ambilkan Bulan (Mizan Productions/Falcon Pictures, 2012)

Ambilkan Bulan (2012)

Directed by Ifa Isfansyah Produced by Putut Widjanarko Written by Jujur Prananto Starring Lana Nitibaskara, Agus Kuncoro, Astri Nurdin, Landung Simatupang, Adrian Simon, Titi Dibyo, Marwoto, Hemas Nata Negari, Bramantyo Suryo Kusumo, Jhosua Ivan Kurniawan, Berlianda Adelianan Naafi, Manu, Harbani Setyowati Wibowo, Stephani Wiharto Boyer, Arthur Boyer, Phoebe Venetia Saputra, Laetitia Boyer, Harsh Bhardhan, Rima Kusuma, Yuya Mulyasih, Tenten Tanaka, Wahyu Widayati, Sinta Novasari, Suharno, Djarot Budi Darsono, Dedek Witranto, Yuristian Adi, Mudiono, Supana, Wyan Sonata, Topik Tardjo, Sheila On 7 Music by Krisna Purna Cinematography Mohammad Daus Editing by Gregorious Arya Studio Mizan Productions/Falcon Pictures Running time 90 minutes Country Indonesia Language Indonesian

4 thoughts on “Review: Ambilkan Bulan (2012)”

  1. sendirian nonton film ini, ditemani banyak sekali anak2 dan ortunya di kursi belakang…
    Filmnya sangat menghibur. Kayaknya cocok banget ya untuk anak2, soalnya nilai2 yg ditanamkan juga bersih. Buat anak2, daripada nonton spiderman mending nonton film ini:) Saya sendiri ga nyesel nonton film ini.

    Sutradaranya juga mencoba untuk memperkaya filmnya dengan info tambahan di sana-sini seperti gambar ‘teman spiderman’ yg nempel di truk, dan….cuman itu yg saya liat…

    Ini pertama kalinya nonton film mas Ifa Isfansyah. Keren.

    1. Wahhh… kalau begitu harus mundur sedikit dan nonton ‘Sang Penari’ yang juga karya Ifa Isfansyah. Salah satu film terbaik Indonesia sepanjang masa tuh.

Leave a Reply