Review: Shame (2011)


Dalam Shame, Michael Fassbender berperan sebagai Brandon Sullivan, seorang eksekutif muda New York yang memiliki semua hal yang mungkin diinginkan setiap pria seusianya: wajah yang tampan, tubuh yang atletis, karir yang berjalan dengan lancar dan keuangan yang lebih dari sekedar cukup. Namun, Brandon menyimpan sebuah rahasia yang membuat dirinya begitu menjauhi dunia luar. Ia memiliki adiksi yang begitu parah terhadap seks. Adiksi yang menyebabkannya tidak mampu berhenti berhubungan dengan para pekerja seks komersial, bermasturbasi ketika dirinya sedang berada di kantornya, melakukan hubungan seks melalui dunia internet hingga membayangkan dirinya sedang berhubungan seks ketika sedang berhadapan dengan seorang wanita yang menarik. Brandon bahkan telah tiba pada fase bahwa berhubungan seks adalah sesuatu hal yang begitu menyiksa, namun ia tetap tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan tersebut.

Lalu, datanglah sosok Sissy (Carey Mulligan), adik Brandon yang memiliki kehidupan sama bermasalahnya dengan Brandon. Sissy adalah seorang penyanyi yang sedang merintis karirnya namun sama sekali tidak pernah mampu menata kehidupannya dengan baik. Kedatangan Sissy untuk tinggal selama beberapa hari di apartemen Brandon jelas telah merusak tatanan kehidupan Brandon yang selama ini begitu rapi dijaganya untuk menyembunyikan seluruh kelemahan dirinya. Akhirnya, dua kehidupan manusia yang begitu bermasalah ini berjalan dengan sendirinya, tanpa adanya kepedulian satu sama lain… hingga akhirnya, di suatu malam, sebuah telepon dari Sissy yang dianggurkan Brandon mengubah kehidupan Brandon untuk selamanya.

Shame merupakan kali kedua Steve McQueen bekerjasama dengan Michael Fassbender setelah Hunger (2008). Adalah mudah untuk melihat mengapa McQueen begitu menyukai kerjasamanya dengan aktor yang berasal dari Irlandia tersebut. Dalam Hunger, Fassbender begitu mampu memasuki karakter yang ia perankan, termasuk dengan melakukan sebuah transformasi tampilan fisik yang cukup ekstrem. Untuk Shame, Fassbender tidak memerlukan transformasi fisik tersebut. Ia hanya tampil selayaknya seorang Michael Fassbender yang dikenal oleh Hollywood: sosok pria tampan yang menjadi idaman setiap wanita. Adalah jiwa dan emosional Fassbender yang dituntut untuk bertransformasi guna menghidupkan karakter yang cukup sulit seperti Brandon. Dan Fassbender, untungnya, mampu melakukan transformasi tersebut dengan sempurna.

Bagi karakter Brandon, seks bukan lagi sebuah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan. Ia begitu merasa tersiksa, tertekan dan malu akan adiksinya terhadap seks namun sama sekali tidak memiliki kemampuan yang kuat untuk melawan. Brandon akhirnya menjadi begitu terisolasi dalam dunianya, mencoba untuk menyembunyikan aib yang ia miliki dari dunia yang akhirnya justru menutup diri dan hatinya dari orang-orang yang sebenarnya berusaha untuk mencintainya dengan setulus hati. Dan penampilan Fassbender mampu menangkap seluruh emosi tersebut dengan sangat, sangat sempurna. Fassbender mampu membawakan karakter Brandon begitu hidup sehingga penonton akan dapat merasakan setiap tekanan jiwa dan emosional yang dialami Brandon bahkan dari perubahan mimik wajah atau tatapan mata yang dilakukan Fassbender. Jelas merupakan salah satu performa terbaik yang ditampilkan oleh seorang aktor di sepanjang tahun ini!

Carey Mulligan juga semakin menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang aktris yang tepat untuk menggantikan posisi Kate Winslet sebagai diva akting dari Inggris di masa yang akan datang. Sebagai Sissy, Mulligan mampu memberikan karakter tersebut sebuah penampilan yang begitu acuh, kuat dan sebuah sikap yang tidak mempedulikan dunia. Namun, di saat yang sama, penonton akan menyadari bahwa karakter Sissy adalah sesosok wanita yang begitu rapuh dan dapat hancur kapan saja sebuah tragedi siap mendera. Mulligan dengan berani melangkah ke dalam jiwa gelap karakter Sissy untuk kemudian menampilkan setiap detil emosi yang dilalui Sissy untuk dapat dirasakan oleh para penonton Shame.

Kesuksesan Shame tidak hanya datang dalam bentuk kesuksesan Fassbender dan Mulligan dalam menghidupkan karakter yang mereka perankan. Arahan McQueen terhadap jalan cerita yang dia tulis bersama Abi Morgan juga menjadi penentu mengapa Shame begitu mampu mengkonsumsi setiap jalan pemikiran penontonnya. Secara perlahan, McQueen mengemas jalan cerita Shame dengan intensitas yang begitu rapi dan terjaga. Namun, seiring dengan pertambahan durasi film, Shame akan mampu mengikat setiap penontonnya, membuat mereka meradang dengan begitu banyaknya kepedihan bahkan ketika menyaksikan sebuah adegan threesome erotis yang dilakukan oleh karakter Brandon. McQueen sukses untuk menjadikan setiap penonton mengerti bagaimana rasanya hidup dalam kesendirian yang begitu pedih dan menyakitkan.

Dengan jalan cerita yang tidak konvensional, Shame jelas bukanlah sebuah film yang akan dapat dengan mudah untuk dinikmati setiap orang. Dua karakter utamanya tampil begitu bermasalah sehingga jalan cerita film ini akan ditangkap sebagai sebuah penceritaan yang depresif bagi kebanyakan penontonnya. Ini masih ditambah dengan penyutradaraan McQueen yang sangat menjauhi latarbelakang kisah drama konvensional Hollywood. McQueen menampilkan Shame begitu jujur bagaikan sebuah luka yang menganga yang tidak akan pernah sembuh tanpa berniat sedikitpun untuk membuatnya terlihat menjadi ringan maupun tidak menyakitkan. Ditambah dengan keberhasilannya dalam menggarap tata produksi yang mampu menambah berbagai elemen emoisonal yang dibutuhkan jalan cerita film ini, Shame adalah sebuah film yang dengan mudah akan menggangu setiap jalan pemikiran penontonnya mengenai apa yang dialami setiap karakter yang hadir di dalam jalan cerita film ini.

Shame (Film4/See Saw Films/UK Film Council/Momentum Pictures/Lip Sync Productions/HanWay Films, 2011)

Shame (2011)

Directed by Steve McQueen Produced by Iain Canning, Emile Sherman Written by Abi Morgan, Steve McQueen Starring Michael Fassbender, Carey Mulligan, Nicole Beharie, James Badge Dale, Hannah Ware, Elizabeth Masucci Music by Harry Escott Cinematography Sean Bobbitt Editing by Joe Walker StudioFilm4/See Saw Films/UK Film Council/Momentum Pictures/Lip Sync Productions/HanWay Films Running time 101 minutes Country United Kingdom Language English

3 thoughts on “Review: Shame (2011)”

  1. Akhirnya Carey Mulligan bugil juga… (second oscar nominee? we’ll see..). Kalo Michael kan sebelumnya udah nunjukkin aurat di ‘Hunger’ cuma bedanya disini ada yg lebih frontal dengan resolusi gambar HD,hahahaa.. I love this movie… really ‘love’ it! 😉 Hmmm…..

Leave a Reply