Review: Poconggg Juga Pocong (2011)


Poconggg adalah salah satu fenomena dunia maya yang kemudian berhasil mengembangkan sayap popularitasnya ke dunia nyata. Berawal sebagai sebuah akun Twitter yang memparodikan kehidupan sesosok pocong – sejenis makhluk mistis yang begitu populer untuk dijadikan subjek penceritaan dalam film-film horor Indonesia, kepopuleran sosok Poconggg kemudian membuat sang penciptanya, Arief Muhammad, mendapatkan kesempatan untuk menuangkan segala kisah-kisah komikal sang karakter Poconggg dalam bentuk sebuah buku yang berjudul Poconggg Juga Pocong (2011). Penulisan jalan cerita yang penuh dengan nuansa komedi yang segar, serta penggemar setia yang semenjak lama telah mengikuti akun Twitter Poconggg, berhasil membuat buku Poconggg Juga Pocong menjadi salah satu buku dengan penjualan terlaris dan tercepat di Indonesia. Tidak mengherankan jika beberapa produser film secara sigap kemudian mencoba untuk menterjemahkan kepopuleran karakter Poconggg tersebut ke dalam bentuk sebuah film.

Jika versi buku dari Poconggg Juga Pocong mengisahkan sang karakter utama dalam berbagai situasi yang dituangkan lewat sederetan cerita-cerita pendek yang tidak saling berhubungan satu sama lain, maka versi film dari Poconggg Juga Pocong hanya mengambil satu sisi cerita dari kehidupan Poconggg, yakni mengenai kisah kasih tak sampai yang ia alami. Dengan naskah cerita yang ditulis Arief Muhammad bersama Haqi Achmad, Poconggg Juga Pocong mengawali kisahnya dengan menggambarkan persahabatan antara seorang pemuda bernama Dimas (Ajun Perwira) dengan seorang gadis bernama Sheila (Saphira Indah). Hubungan persahabatan yang terjalin akrab tersebut kemudian berubah menjadi sebuah hubungan asmara… setidaknya begitu yang dirasakan Dimas. Sayang, belum sempat Dimas membuktikan rasa suka dan cintanya pada Sheila, Dimas mengalami sebuah kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya.

Ketika tersadar, Dimas kini telah berubah menjadi sesosok pocong. Kini, ia harus menghadaapi sebuah dunia baru yang sama sekali baru untuknya. Di kalangan pocong, Dimas dianggap sebagai sosok yang terlalu lugu dan menyedihkan bagi sekelompok pocong lainnya yang berada di bawah pimpinan Anjaw (Rizky Mocil). Bertekad untuk menghilangkan imej lugu dari dirinya, Dimas akhirnya menerima tawaran dari Kunti (Nycta Gina) yang bersedia untuk melatihnya sehingga dirinya dapat menjadi sesosok pocong sejati. Di sela-sela berbagai kegiatan barunya sebagai seorang pocong, Dimas masih sering mendambakan saat-saat dimana ia akhirnya dapat menyatakan rasa cintanya pada Sheila. Rasa penasaran Dimas kepada cinta Sheila semakin mendalam ketika Dimas akhirnya menyadari bahwa ada pemuda lain, Adit (Guntur Triyoga), yang kini sedang mencoba untuk mendapatkan cinta Sheila.

Arief Muhammad dan Haqi Achmad memang sepertinya telah memilih untuk menyajikan Poconggg Juga Pocong sebagai satu cerita utuh yang menceritakan mengenai kisah perjalanan asmara sang karakter utama, Dimas – yang nantinya lebih dikenal sebagai Poconggg. Namun, dalam penyampaiannya selama 78 menit, Poconggg Juga Pocong tidak dapat menghindarkan dirinya dari atmosfer bahwa jalan cerita film ini adalah potongan-potongan dari kisah-kisah pendek yang dijadikan satu. Dan sayangnya, masing-masing cerita gagal untuk berkonjugasi satu sama lain. Hasilnya, Poconggg Juga Pocong terasa bagaikan kumpulan kisah mengenai kehidupan sang Poconggg sebelum menjadi pocong, kisah Poconggg setelah menjadi pocong, kisah kehidupan Kunti, kisah kehidupan kumpulan para pocong yang dipimpin oleh Anjaw, kisah usaha karakter Adit yang berusaha mendapatkan cinta dari karakter Sheila serta kisah usaha Poconggg untuk mendapatkan kembali cinta Sheila sebagai kisah yang menjadi benang merah di keseluruhan cerita-cerita yang telah disebutkan sebelumnya.

Metode ‘penyatuan kisah-kisah pendek’ tersebut sebenarnya bukanlah sebuah hal yang terlalu buruk. Namun, hal tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan jalan cerita untuk mengalirkan unsur emosional dari setiap karakter yang ada – khususnya karakter Poconggg – kepada para penontonnya. Arief Muhammad dan Haqi Achmad masih mampu menghantarkan deretan dialog komikal yang berhasil memancing tawa dari para penonton. Sayangnya, ketika berhubungan dengan usaha untuk menjadikan sosok Poconggg sebagai satu karakter yang simpatik, Poconggg Juga Pocong harus diakui gagal. Terlalu banyaknya plot cerita tambahan dan karakter yang dihadirkan membuat tak satupun penonton berminat untuk merasakan kepedulian pada jalan kehidupan yang harus dilalui karakter Dimas/Poconggg.

Di sisi lain, Anda harus mampu mengakui peningkatan usaha pengarahan yang dilakukan oleh Chiska Doppert. Pernah dikenal hanya sebagai sosok alter-ego dari sutradara Nayato Fio Nuala sebalum akhirnya menjadi sutradara film-film semacam Ada Apa Dengan Pocong?, Tumbal Jailangkung, Pocong Minta Kawin dan Bukan Pocong Biasa – yang kesemuanya dirilis pada tahun 2011! – Chiska jelas telah memiliki dasar yang tepat untuk mengolah sebuah kisah komedi berbau horor – dan mengulik kehidupan seputar pocong, tentunya. Dalam Poconggg Juga Pocong, Chiska ‘dianugerahi’ sebuah naskah cerita yang telah tersusun lebih rapi dari naskah-naskah cerita yang pernah ia tangani sebelumnya. Walau masih dapat dirasakan beberapa kekurangan di berbagai tempat, namun pengarahan Chiska dalam Poconggg Juga Pocong berhasil membuktikan bahwa Chiska sebenarnya memiliki potensi pengarahan komedi yang tepat jika mampu mendapatkan sebuah naskah cerita yang tepat pula.

Beralih ke departemen akting, jajaran departemen akting Poconggg Juga Pocong cukup mampu memberikan permainan akting yang stabil. Kurangnya penggalian karakter yang mendalam terhadap karakter Dimas/Poconggg memang memberikan pengaruh yang cukup banyak bagi Ajun Perwira untuk dapat memberikan penampilan yang lebih menarik. Hal yang sama sebenarnya juga terjadi pada karakter Sheila dan Adit yang diperankan oleh Saphira Indah dan Guntur Triyoga, memiliki peran dengan jalan cerita yang banyak namun mendapatkan penggalian karakter yang kurang. Namun penampilan ketiga pemeran tersebut sama sekali tidak mengecewakan. Walaupun juga tidak dapat disebut istimewa.

Istimewa adalah sebuah kata yang dapat mendeskripsikan penampilan komikal dari Nycta Gina. Terlebih dahulu dikenal oleh publik Indonesia lewat perannya sebagai karakter wanita eksentrik Jeng Kelin di sebuah program televisi nasional, Nycta masih mampu memberikan penampilan yang tak kalah ‘menjengkelkannya’ sebagai Kunti di Poconggg Juga Pocong namun di saat yang sama berhasil melepaslan imej dirinya yang telah begitu lekat dengan sosok Jeng Kelin. Sayangnya, karakter Kunti diberikan jalan cerita yang begitu sedikit. Hasilnya, selepas penampilan pertama Nycta Gina sebagai Kunti di jalan cerita Poconggg Juga Pocong yang komikal, penonton kemungkinan besar akan berharap bahwa karakter tersebut ada di setiap adegan di film ini. Selain Nycta, Rizky Mocil yang memerankan karakter pocong bernama Anjaw juga mampu mencuri perhatian dengan penampilannya yang tak kalah humoris. Nycta dan Rizky-lah yang menjadi penyuplai tawa terbedar dalam Poconggg Juga Pocong. Sebuah spin-off untuk karakter Kunti dan Anjaw di masa yang akan datang, mungkin?

Sebagai sebuah film yang menawarkan jalan cerita komedi, Poconggg Juga Pocong harus diakui cukup berhasil dalam menterjemahkan berbagai ide cerita gila dan menghibur yang dituliskan Arief Muhammad dalam versi buku Poconggg Juga Pocong. Sayangnya, beberapa bagian penceritaan film ini masih terasa terlalu mentah, khususnya secara emosional, akibat terlalu banyaknya jalan cerita yang ingin dihadirkan serta deretan karakter yang ingin ditampilkan. Poconggg Juga Pocong sepertinya akan mampu memuaskan setiap penggemar setia karakter Poconggg yang telah mengikuti kisahnya semenjak bermula dari akun Twitter. Sementara untuk mereka yang bukan mengaku sebagai penggemar, setidaknya Poconggg Juga Pocong tidak akan memberikan kesan yang buruk selepas disaksikan.

Poconggg Juga Pocong (Maxima Pictures/Radio MS Tri FM, 2011)

Poconggg Juga Pocong (2011)

Directed by Chiska Doppert Produced by Ody Mulya Hidayat Written by Arief Muhammad, Haqi Achmad (screenplay), Arief Muhammad (novel, Poconggg Juga Pocong) Starring Ajun Perwira, Saphira Indah, Rizky Mocil, Nycta Gina, Guntur Triyoga Music by Joseph S. Djafar Cinematography Ian Aprianto Editing by Toumakov, Askan Larepand Studio Maxima Pictures/Radio MS Tri FM Running time 78 minutes Country Indonesia Language Indonesian

7 thoughts on “Review: Poconggg Juga Pocong (2011)”

  1. Novel kunti juga ada kan ya? Mungkin emang ntar bakal ada spin off nya.. Apalagi produser film kita kan kalo liat yang sukses pasti dilanjutin.. hehehe 😀

  2. Kayaknya lucu nih film.. nice review, thq, bung admin, usul boleh ya, kalo utk film2 yg jelek yg ga layak tonton, mending ga usah direview di sini, kayak the mentalis, kan malah buang2 waktu bung admin capek2 bikin review, mending buat review film yg bagus2, kan dah pada antri utk dibikin review. jadi kalo dah direview disini, kita makin mantep utk nonton

    1. Halo, Mas Sugondo! Terima kasih atas sarannya. Yang tidak akan di-review di At the Movies hanya film-film karya Nayato Fio Nuala (dan berbagai alter ego-nya), film-film horor seks atau komedi seks murahan dan sejenisnya. Di luar daripada itu, At the Movies akan berusaha memberikan ulasannya. Lagipula, review buruk juga kadang berguna loh. Setidaknya Anda tidak harus melalui penderitaan yang sama seperti yang dialami sang penulis film.

      Terima kasih sudah mau berkunjung ke At the Movies. Salam kenal!

  3. iya bung admin, klo reviewnya film yg bagus & layak ditonton kan menjadikan web ini semakin terpercaya! 😉
    karena saya sependapat film-film horor seks atau komedi seks murahan dan sejenisnya tdk layak ditonton, saya sangat sedih melihat dunia perfileman di indonesia seperti ini!

  4. hehehe skalian dong bung admin review kelakuan produsernya yg suka asal dlm memilih judul film, bahkan dlm menentukan budget sebuah film… mungkin bisa lebih seru lagi… juga kenapa film2 itu menjadi buruk… thx reviewnya

Leave a Reply