Review: Thor (2011)


Walau telah terbit dalam bentuk seri komik yang dirilis oleh Marvel Comics semenjak tahun 1966, tidak hingga tahun 2001 Thor akhirnya mampu menarik perhatian Hollywood untuk mengadaptasinya menjadi sebuah film layar lebar. Pun begitu, semenjak ditinggalkan oleh Sam Raimi – sutradara pertama yang berminat dan telah mengembangkan konsep cerita adaptasi kisah Thor ke layar lebar – Thor menjadi terbengkalai sebelum akhirnya hak adaptasi layar lebar dari seri komik tersebut dibeli oleh Paramount Pictures di tahun 2006. Setelah lagi-lagi ditinggalkan oleh beberapa sutradara, Kenneth Branagh akhirnya terpilih sebagai sutradara Thor di tahun 2008. Terkenal sebagai seorang yang bertangan dingin dalam mengadaptasi karya-karya William Shakespeare, Branagh ternyata memiliki kemampuan yang cukup hangat untuk menangani sebuah adaptasi kisah seri komik dan menjadikan Thor ringan dan menyenangkan untuk disaksikan namun tetap tidak kehilangan esensi ceritanya secara keseluruhan.

Berbeda dengan karakter-karakter superhero lainnya yang ada di seri komik rilisan Marvel Comics, Thor tidak memiliki kekuatan buatan yang berasal dari kemajuan teknologi manusia. Thor merupakan seorang keturunan dewa, dengan kekuatan fisik yang jauh lebih tangguh serta dilengkapi dengan sebuah palu berkekuatan dahsyat sebagai senjata andalannya. Thor (Chris Hemsworth) merupakan anak pertama dari Odin (Anthony Hopkins) dan Frigga (Rene Russo), dewa yang menguasai Asgard. Dilihat dari fisik dan kemampuannya memimpin, Thor merupakan seorang penerus kerajaan yang wajar bagi Odin daripada putera keduanya, Loki (Tom Hiddleston). Walau begitu, sifat egois dan arogan yang dimiliki oleh Thor dinilai Odin adalah halangan Thor untuk duduk di singgasana kerajaan. Bahkan, pada satu titik, setelah Thor tidak dapat mengenyampingkan arogansi dirinya, Odin akhirnya menghukum Thor, mencabut segala kekuatannya dan mengirimkannya ke Bumi.

Beruntung, kejatuhannya ke Bumi diselamatkan oleh Jane Foster (Natalie Portman), seorang astrophysicist yang saat itu sedang bekerja bersama rekan kerjanya, Erik Selvig (Stellan Skarsgård) dan Darcy Lewis (Kat Dennings). Kejatuhan palu berkekuatan dahsyat milik Thor, yang juga dikirimkan Odin ke Bumi namun hanya akan dapat digunakan bila seseorang memang pantas untuk menggunakan kekuatannya, ternyata menarik perhatian banyak orang, termasuk beberapa agen rahasia yang mengaku bahwa mereka berasal dari Strategic Homeland Intervention, Enforcement and Logistics Division (S.H.I.E.L.D.).  Di Asgard sendiri, jatuhnya Thor membuat Loki segera berniat merebut singgasana dari tangan Odin. Sebuah tindakan yang akhirnya memicu sebuah kekalutan bagi penghuni jagad raya tersebut.

Sebagai sebuah karakter yang belum pernah dikenal sebelumnya, naskah cerita yang ditulis oleh Don Payne, Ashley Miller dan Zack Stentz harus diakui cukup mampu untuk memberikan perkenalan yang cukup mendalam mengenai asal-usul dan latar belakang kehidupan dari Thor. Pun begitu, seperti halnya naskah cerita dwilogi Iron Man (2008 – 2010), Thor tidak pernah terasa berjalan terlalu serius: humor-humor segar dan singkat yang dihadirkan di banyak dialog film membuat Thor tetap mampu berjalan ringan dan menghibur. Sayangnya, mengulang kesalahan Iron Man 2 (2010) dan Captain America: The First Avenger (2011), bagian penceritaan mengenai pengenalan keberadaan dari kelompok S.H.I.E.L.D. – yang nantinya akan menyatukan para superhero Marvel Comics dalam satu kisah, The Avengers (2012) – terasa menjadi sebuah bagian yang terlalu dipaksakan untuk ada dengan esensi cerita yang kurang begitu terasa keberadaannya. Ini yang membuat bagian cerita Thor yang berlatar belakang di Bumi terasa kurang mampu mengimbangi intensitas bagian cerita Thor ketika film ini sedang berlatar belakang cerita di Asgard.

Kelemahan-kelemahan yang terdapat di naskah cerita untungnya seringkali dapat disembunyikan oleh performa para pengisi departemen akting film ini dengan begitu sempurna. Chris Hemsworth menunjukkan kharisma dan kapabilitas yang luar biasa untuk menjadi seorang superhero. Fisik Hemsworth memang terasa begitu pas untuk memerankan karakter Thor, namun kemampuannya untuk menggambarkan bagaimana perubahan sifat Thor dari seorang pria yang begitu angkuh menjadi seorang karakter baru yang lebih rendah hati-lah yang membuat kemampuan akting Hemsworth terasa begitu meyakinkan. Hemsworth juga menjalin chemistry yang sangat baik dengan pemeran karakter Jane Foster, Natalie Portman. Portman, seperti biasa, menunjukkan kelasnya sebagai seorang aktris yang handal. Pun begitu, kisah cinta yang terbentuk antara karakter Thor dan Jane Foster sayangnya kurang mampu dikembangkan dengan sempurna dan seringkali terasa terlalu terburu-buru untuk dihadirkan.

Para pemeran pendukung lainnya juga mampu membuat Thor hadir semakin solid. Anthony Hopkins memberikan sebuah penampilan yang walaupun sama sekali bukan penampilan yang baru bagi aktor tersebut, namun tetap mampu hdir dengan memikat. Stellan Skarsgård dan Kat Dennings menjadi pendamping yanng begitu sempurna bagi Portman, dengan Dennings menjadi penyuplai terbesar momen-momen komedi di dalam film ini. Jangan lupakan pula peran Tom Hiddleston yang mampu menggambarkan Loki sebagai sosok karakter yang begitu kelam dan Idris Elba yang begitu kharismatik dalam memerankan karakter Heimsdall.

Setelah terakhir kali mengarahkan remake Sleuth (2007), Kenneth Branagh juga terbukti masih belum kehilangan kemampuan pengarahannya yang handal. Pada Thor, Branagh mampu menghadirkan intrik cerita antara karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini dengan begitu baik – seperti cara ia menghadirkan intrik-intrik drama yang banyak menghiasi jalan cerita milik William Shakespeare. Dan hal tersebut begitu terasa khususnya ketika Thor berfokus penuh pada pertentangan keluarga yang terjadi antara karakter Thor, Odin dan Loki. Branagh juga mampu menghadirkan eksekusi tata produksi yang baik terhadap tampilan visual dan suara di sepanjang penceritaan Thor.

Secara keseluruhan, Thor tampil begitu sempurna sebagai sebuah film yang berusaha untuk menghadirkan hiburan penuh bagi penontonnya. Film ini tidak pernah terlalu serius atau ambisius dalam usahanya memperkenalkan karakter Thor dan karakter-karakter lainnya, namun juga tetap mampu menghadirkan intrik yang memikat dari jalinan kisah-kisah yang dihadirkan, terima kasih atas pengalaman Kenneth Branagh dalam mengarahkan intrik drama mendalam dari adaptasi kisah-kisah William Shakespeare. Didukung dengan kemampuan akting yang sempurna dari jajaran pengisi departemen aktingnya serta sebuah tata produksi visual dan efek suara yang meyakinkan, Thor mampu hadir sebagai sebuah film adaptasi Marvel Comics terbaik diantara film-film adaptasi lainnya.

Thor (Marvel Studios, 2011)

Thor (2011)

Directed by Kenneth Branagh Produced by Kevin Feige Written by Ashley Edward Miller, Zack Stentz, Don Payne (screenplay), J. Michael Straczynski, Mark Protosevich (story), Stan Lee, Larry Lieber, Jack Kirby (comics, Thor) Starring Chris Hemsworth, Natalie Portman, Tom Hiddleston, Anthony Hopkins, Stellan Skarsgård, Kat Dennings, Idris Elba, Colm Feore, Ray Stevenson, Tadanobu Asano, Joshua Dallas, Jaimie Alexander, Rene Russo, Clark Gregg, Adriana Barraza, Maximiliano Hernández, Joseph Gatt, Joshua Cox, Douglas Tait, Stan Lee, J. Michael Straczynski, Samuel L. Jackson, Jeremy Renner, Dakota Goyo, Ted Allpress Music by Patrick Doyle Cinematography Haris Zambarloukos Editing by Paul Rubell Studio Marvel Studios Running time 114 minutes Country United States Language English

7 thoughts on “Review: Thor (2011)”

  1. Berhubung karena sejak kecil saya bukanlah penggemar komik Thor, saya jadi tidak memiliki ekspektasi yang tinggi ketika hendak menonton film ini. Jadi saya hanya menonton karena sekedar ingin tahu saja. Menurut pendapat saya Thor hanya sedikit di atas Green Lantern. Tidak seperti Iron Man yang benar-benar mampu memberikan hiburan, Thor cenderung membosankan.
    Bahkan untuk film-film yang diangkat dari komik, Hellboy masih lebih baik dibanding Thor.
    Karakter Thor di film cenderung lebih lembut. Dari segi penampilan fisik mungkin Chris Hemsworth sudah mumpuni, tapi wajahnya kurang keras. haha! Dan mungkin akan jauh lebih menarik jika jalan ceritanya mengambil setting bumi pada abad pertengahan di mana mahluk-mahluk dan tokoh-tokoh mitos banyak mempengaruhi kehidupan manusia. Menurut saya tiga bintang bagi Thor pun masih terlalu baik. Hehe. Itupun hanya untuk mengapresiasi kepiawaian akting para pemerannya, bukan untuk jalan ceritanya yang membosankan.

  2. Saya setuju denganMas Amir. Kelebihan Thor adalah betapa membuminya karakter di film ini tanpa harus terlihat wah (seperti Iron man walau untungnya didukung penampilan Robert Downey Jr yang sangat amat sesuai dan bagus), atau berlebihan atau dipaksa terlihat menonjol (Captain America yang mungkin juga karena ada unsur propaganda?).

    Kelebihan lain Thor adalah cerita yang mengalir begitu lancar. Sayang banyak orang melihat hal ini sebagai suatu kekurangan dan menganggap film super hero harus wah.

Leave a Reply