Review: Istri Bo’ongan (2010)


Apa yang dapat para penonton harapkan dari sebuah film yang berjudul Istri Bo’ongan, dengan poster yang jelas-jelas mengedepankan kadar seksualitasnya, diarahkan sutradara yang pernah menyutradarai film-film berjudul Tali Pocong Perawan (2008)dan Perjaka Terakhir (2009) serta dibintangi oleh seorang aktris bernama Julia Perez? Adalah sangat mudah untuk menebak kemana film ini akan diarahkan. Namun dengan adanya nama Dwi Sasono dan Fahrani – yang mungkin masih dapat dianggap sebagai aktor dan aktris berkelas — apakah Istri Bo’ongan masih benar-benar seburuk dugaan banyak orang?

Disutradarai oleh Arie Aziz, yang di tahun 2010 ini sebelumnya telah merilis dua film berjudul The God Babe dan Tiran: Mati di Ranjang, Istri Bo’ongan mempertemukannya kembali dengan Fahrani, yang sebelumnya pernah ia arahkan di film komedi, Perjaka Terakhir. Masih mengusung tema drama komedi dewasa, film ini juga didukung oleh aktor Dwi Sasono – yang kemungkinan besar akan membuat semua orang terheran mengapa ia mau mendukung film ini, Tarsan Srimulat, Joe Richard serta Julia Perez, aktris yang dianggap selalu dapat tampil “total” dalam setiap film bertema drama komedi dewasa.

Istri Bo’ongan sendiri memfokuskan kisahnya pada Arya (Dwi Sasono), seorang pria eksekutif muda yang selama dua tahun terakhir menghabiskan waktunya bekerja jauh dari orangtuanya. Menjelang ulang tahun pernikahan kedua orangtuanya, ia dipaksa untuk pulang kembali ke kampong halaman. Namun, paksaan itu juga ditambah dengan persyaratan lain yang menegaskan agar Arya membawa seorang calon menantu ke hadapan kedua orangtuanya.

Tentu saja Arya kebingungan. Bukan karena saat ini ia sedang tidak menjalin hubungan cinta. Orangtua Arya adalah tipe orangtua yang memiliki tindakan dan pemikiran tradisional, yang jelas bertolak belakang dengan kepribadian Amara (Julia Perez), wanita muraha… maaf… wanita modern yang saat ini sedang Arya kencani. Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk mencari seorang wanita urakan untuk dibawa ke kampung halaman Arya, dengan tujuan agar sang wanita kemudian dibenci oleh orangtua Arya dan kemudian dapat menganggap Amara adalah pilihan yang leih baik.

Setelah memilih sekian banyak wanita – yang dari tampang dan kepribadian yang ditampilkan di film jelas-jelas tidak akan terpilih — akhirnya pilihan jatuh ke Fani (Fahrani), seorang gadis yang dinilai mampu memenuhi kriteria Arya dan Amara sebagai gadis kampungan — yang jelas-jelas salah jika saja mereka mampu melihat berbagai tato yang terdapat di tubuh Fani. Maka pergilah Arya dan Fani ke Magelang. Dan seperti yang telah dapat ditebak, Arya kemudian malah jatuh hati dengan Fani. Semua sebenarnya berjalan lancar, hingga suatu hari Amara memutuskan untuk datang sendiri ke Magelang dan menemui Arya.

Ya… film ini memenuhi seluruh ekspekstasi para penontonnya dari film yang berjudul sebodoh Istri Bo’ongan: naskah cerita yang dapat diragukan keberadaannya, karakterisasi yang kosong, dialog yang seringkali terdengar sebagai improvisasi gagal dari para pemainnya, komedi yang murahan dan, tentu saja, penampilan Julia Perez yang jelas-jelas akan membuat para anggota FPI merasa menyesal mengapa mereka tidak melarang peredaran film ini ke pasaran.

Dibuka dengan adegan seks antara karakter Arya dan Amara, jalan cerita Istri Bo’ongan sebenarnya telah dapat ditebak di menit ketika karakter Arya mengemukakan pendapat agar dirinya mencari seorang wanita untuk menemaninya kembali ke kampung halaman. Klise! Namun Nurmalina, sang penulis naskah, tentu saja tidak sebodoh itu untuk membiarkan para penontonnya dengan gampang mencerna jalan cerita Istri Bo’ongan. Dengan ‘cerdas,’ ia keudian memberikan beberapa plot tambahan di sepanjang jalan cerita utama.

Maka lahirlah plot cerita Amara yang selingkuh dengan guru tarinya – yang diperankan oleh Gaston Castano dan sempat memberikan  adegan seks panas kedua di film ini, plot adik Arya (Jessica Iskandar) yang jatuh cinta dengan sahabat Fani, Hans (Joe Richard), yang bahkan dengan mata terpejam pun semua orang tahu bahwa dirinya gay, serta permasalahan ibu Arya (Earli Mahmud) yang ingin melakukan hubungan seksual dengan suaminya (Tarzan). Semua plot cerita ini memiliki kesamaan: hanya ditampilkan sebagai tambahan cerita dan tidak mendapatkan penyelesaian sama sekali.

Nasib yang tidak lebih baik juga dialami oleh jalan cerita utama, khususnya di bagian akhir cerita. Sang penulis naskah kemungkinan besar merasa kesulitan untuk menemukan cara penyelesaian yang baik mengenai nasib hubungan Amara, Arya dan Fani. Karenanya, ia secara tiba-tiba membuat Amara, tanpa alasan jelas, kemudian memutuskan Arya dan kemudian membuat Arya mengejar Fani — yang telah lebih dahulu diceritakan pergi meninggalkan Arya – untuk menyatakan rasa cintanya… dan Istri Bo’ongan pun berakhir hingga di momen tersebut.

Pepatah jangan menilai sesuatu dari penampilannya mungkin benar. Namun untuk Istri Bo’ongan, dan segudang judul drama komedi dewasa lainnya, para penonton seharusnya semenjak awal sudah tahu hendak kemana arah film ini sebenarnya. Sangat disesalkan keberadaan nama Dwi Sasono di film ini. Catatan filmnya yang kebanyakan berkualitas, akan tercoreng dengan film ini. Fahrani — yang tampil sangat memukai di Radit & Jani — sepertinya semakin terperosok jauh dengan film-film sekelas sampah ini, setelah sebelumnya membintangi Perjaka Terakhir dan Taring (2010). Dan Julia Perez… tetaplah seorang Julia Perez. Sebuah film yang seharusnya berada di daftar catatan kelam dunia sinema Indonesia yang seharusnya tidak pernah dibuat apalagi disaksikan khalayak ramai. Jika saja ada hukum yang akan menindak tegas para pembuat film sampah…

Rating: 1 / 5

Istri Bo'ongan (Kanta Indah Film, 2010)

Istri Bo’ongan (2010)

Directed by Arie Azis Produced by Budi Mulyono, Koko Soenaryo Written by Nurmalina Starring Dwi Sasono, Fahrani, Julia Perez, Joe Richard, Jessica Iskandar, Tarzan, Bari Binrang, Gaston Castano, Earli Mahmud  Music by Ajat Cinematography Laut Biru Editing by Taufik Kodra Studio Kanta Indah Film Running time 90 min. Country Indonesia Language Indonesian

4 thoughts on “Review: Istri Bo’ongan (2010)”

  1. kalo ngeliat posternya bakalan ada adegan tari…yeah stritease.menari meluk2 tiang di bawah lampu diskotik… ga ada adegan ini ya boss?atau itu tiang jemuran??? 😀

Leave a Reply