Tag Archives: Keith David

Review: Nope (2022)

Ada sentuhan yang berbeda dalam horor terbaru persembahan dari Jordan Peele, Nope. Hadir dalam skala produksi yang terasa mendekati ukuran blockbuster dan jelas jauh lebih megah jika dibandingkan dengan Get Out (2017) maupun Us (2017), Nope menghadirkan usaha Peele untuk menghadirkan kisah misteri akan makhluk angkasa luar yang terinspirasi film-film semacam Close Encounters of the Third Kind (Steven Spielberg, 1977) dan Signs (M. Night Shyamalan, 2002). Sebuah ranah pengisahan baru yang dipenuhi oleh pelbagai ide eksentrik a la Peele dengan sejumlah sentilan akan isu sosial dan politik yang, tentu saja, selalu mampu diselipkan Peele dalam setiap penuturan film-filmnya. Cukup menjanjikan, walaupun, sayangnya, dihadirkan dengan eksekusi dari Peele yang tidak mampu menghidupkan potensi cerita tersebut secara utuh. Continue reading Review: Nope (2022)

Review: 21 Bridges (2019)

Merupakan film layar lebar pertama yang diarahkan Brian Kirk setelah mengarahkan Middletown di tahun 2006, 21 Bridges adalah sebuah film aksi yang jalan ceritanya berfokus pada seorang detektif yang bertugas di New York Police Department, Andre Davis (Chadwick Boseman). Walau di kalangan kepolisian dirinya memiliki reputasi sebagai sosok yang terlalu mudah untuk menggunakan senjata dalam setiap aksinya, Andre Davis tidak terbantahkan adalah sosok polisi yang tangguh, cerdas, serta sering menjadi andalan dalam penyelesaian banyak kasus. Kehandalan Andre Davis tersebut kemudian digunakan ketika dua orang perampok, Michael Trujillo (Stephan James) dan Ray Jackson (Taylor Kitsch), melakukan aksinya di sebuah toko penjual minuman beralkohol yang lantas berakhir tragis ketika tindakan kriminal tersebut berujung dengan adu tembak yang menewaskan sejumlah polisi. Awalnya, tentu saja, Andre Davis mengira dirinya akan mendalami sebuah kasus perampokan sekaligus pembunuhan. Namun, kasus tersebut kemudian berkembang lebih luas dan melibatkan sejumlah orang dari pihak aparat hukum yang ternyata telah menyalahi kekuasaannya. Continue reading Review: 21 Bridges (2019)

Review: Free Birds (2013)

Free Birds (Reel FX Creative Studios/Relativity Media, 2013)
Free Birds (Reel FX Creative Studios/Relativity Media, 2013)

Thanksgiving Day adalah sebuah hari libur nasional tahunan yang umumnya diperingati oleh warga Amerika Utara tepatnya pada hari Kamis keempat di bulan November. Diperkirakan dimulai pada tahun 1621 sebagai wujud rasa terima kasih warga pendatang yang berasal dari Eropa kepada penduduk pribumi Amerika dengan membagikan hasil panen mereka, Thanksgiving Day biasanya dirayakan setiap keluarga di Amerika dengan menikmati penganan khas perayaan tersebut yaitu kalkun. Well… kebiasaan warga Amerika dalam menikmati penganan kalkun untuk merayakan Thanksgiving Day itulah yang kemudian menjadi inspirasi bagi jalan penceritaan Free Birds. Diarahkan oleh Jimmy Hayward (Jonah Hex, 2010) yang juga bertugas sebagai penulis naskah film ini bersama dengan Scott Mosier, Free Birds sayangnya gagal untuk mengembangkan premis ceritanya untuk menjadi sebuah presentasi yang menarik. Medioker – baik dari tampilan visual maupun penggarapan ceritanya.

Continue reading Review: Free Birds (2013)

Review: Cloud Atlas (2012)

cloud-atlas-header

Diangkat dari novel berjudul sama karya David Mitchell, Cloud Atlas mengisahkan enam cerita yang berjalan pada enam era yang berbeda – tepatnya terjadi sepanjang hampir 500 tahun masa kehidupan karakter-karakternya, dimulai dari tahun 1849 hingga tahun 2321. Terdengar seperti premis film-film yang menawarkan banyak cerita kebanyakan? Mungkin saja. Namun oleh tiga sutradaranya, duo Lana dan Andy Wachowski (trilogi The Matrix, 1999 – 2003) serta Tom Tykwer (The International, 2009), premis tersebut mampu dikembangkan menjadi salah satu presentasi film paling ambisius selama beberapa tahun terakhir: digerakkan dengan gaya penceritaan interwoven, diperankan oleh deretan pengisi departemen akting yang sama serta dihadirkan dengan kualitas tata produksi yang begitu memukau. Dan yang lebih mengagumkan lagi, terlepas dari berbagai tampilan audio visualnya yang megah, Cloud Atlas tetap mampu menghadirkan sentuhan emosional yang kuat dari setiap sisi ceritanya.

Continue reading Review: Cloud Atlas (2012)

Review: The Princess and the Frog (2009)

Well kiddos… Jauh sebelum Finding Nemo merebut gelar sebagai film animasi terlaris sepanjang masa (gelar yang tak bertahan lama karena Shrek 2 meraih posisi tersebut beberapa saat kemudian), atau sebelum dunia animasi kalian dipenuhi oleh tokoh-tokoh animasi CGI, ayah, ibu, dan saudara-saudara kalian yang berumur jauh lebih tua terlebih dahulu mengenal berbagai tokoh animasi yang diproduksi dengan cara yang lebih tradisional.

Continue reading Review: The Princess and the Frog (2009)